Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor perumahan menjadi salah satu prioritas pemulihan ekonomi karena efek multiplier yang sangat tinggi terhadap sektor lainnya. Beragam insentif dikeluarkan pemerintah untuk menggairahkan kembali sektor ini dan progresnya mulai terlihat.
Hasilnya, Kementerian Keuangan mencatat, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) di triwulan kedua 2021 juga mengalami akselerasi. Perusahaan teknologi yang bergerak di bidang properti, Lamudi.co.id, juga mencatat tren positif dari pembeli properti di platformnya.
Pencarian properti secara online terus meningkat. Keterbatasan mobilitas mengalihkan pencarian dari yang sebelumnya didominasi offline atau secara langsung menjadi online.
Baca Juga: Realisasi anggaran PEN per 20 Agustus capai Rp 326,16 triliun
CEO Lamudi.co.id, Mart Polman menuturkan, pengguna platform keseluruhan melesat 493% di 2021 dibanding lima tahun sebelumnya. Adopsi perilaku ini paling terlihat di antara pencari properti usia 25-54 tahun dengan peningkatan tertinggi di grup umur 25-34 yang meningkat 780% pengguna.
"Hal ini menunjukkan bahwa pembeli properti selanjutnya adalah mereka yang termasuk di generasi milenial,“ ungkap dia dalam keterangan resmi, Selasa (23/8).
Pengguna platform Lamudi.co.id juga memiliki preferensi metode pembayaran secara kredit untuk kepemilikan properti, lebih dari 70% memilih metode ini dibanding tunai. Dari yang memilih metode pembayaran kredit, hampir setengah darinya memilih untuk membayar uang muka sebesar 10%-15% dari total harga properti.
Hal ini menunjukkan beberapa kemungkinan termasuk darinya adalah keterbatasan uang dingin untuk investasi sebesar properti juga menariknya opsi dan insentif yang diberikan oleh pihak bank maupun pemerintah sebagaimana disampaikan sebelumnya.
Baca Juga: Lamudi jalin kerjasama digital marketing dengan Sinarmas Land
Perpanjangan fasilitas PPN DTP Properti ini dilakukan untuk mendorong investasi rumah tangga kelas menengah yang tertahan karena PPKM yang tidak memberi dampak signifikan terhadap pendapatan tetapi pengeluarannya. Lamudi melihat permintaan untuk properti harga bawah atau Rp 100 juta - Rp 600 juta cukup terdampak secara negatif oleh pandemi dengan penurunan minat hampir 20% dari 2019 atau sebelum pandemi.
Hal ini berbanding terbalik dengan properti harga atas atau harga Rpb2 miliar atau lebih yang mengalami peningkatan minat sebesar 7,83% dari tahun 2019 atau sebelum pandemi. Peningkatan permintaan yang bersinergi dengan dorongan pemerintah untuk properti harga ini.
“Meski mengalami penurunan permintaan, properti harga bawah masih menjadi tipe properti yang paling dicari dengan 56,28% pengguna Lamudi.co.id di 2021. "Dengan beragam dorongan dari pemerintah, tidak menutup kemungkinan bahwa posisi ini bisa diambil alih oleh properti harga menengah ke atas yang sekarang bersaing ketat di 43,73%,“ pungkasnya.
Baca Juga: Lamudi Online Property Fair sukses catatkan penjualan lampaui target
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News