Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu tantangan utama pengembangan mobil listrik di Indonesia adalah harga produk yang masih tergolong mahal bagi sebagian konsumen. Padahal, pemanfaatan mobil listrik diperlukan di tengah tren kenaikan harga BBM dan tingkat polusi yang tinggi terutama di daerah perkotaan.
Direktur Eksekutif Intitute fo Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyampaikan, Indonesia harus mempercepat proses pengembangan industri baterai agar harga mobil listrik di dalam negeri dapat lebih terjangkau.
Sebab, selama ini komponen baterai mobil listrik yang beredar masih diproduksi di negara asalnya yang tentu saja biaya pembuatannya tidak murah.
Sejauh ini Indonesia belum mampu memproduksi baterai khusus kendaraan listrik secara mandiri. Investasi yang ada baru sebatas pengolahan bahan baku baterai di tahap awal melalui sejumlah smelter.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Toyota Optimalisasi Pemanfaatan Mobil Berbasis Elektrifikasi
Padahal, Indonesia sudah memiliki cadangan nikel sebagai bahan baku baterai yang melimpah.
“Harus dipastikan juga baterai yang diproduksi di dalam negeri lebih murah dibandingkan yang dibuat di luar negeri. Kalau ternyata lebih mahal, industri ini sulit berkembang,” kata Tauhid, Rabu (17/8).
Berikutnya, pemerintah harus lebih gencar lagi mengucurkan insentif-insentif untuk industri mobil listrik. Insentif ini tak hanya sebatas pembebasan PPnBM ataupun pajak kendaraan bermotor (PKB) tahunan bagi pengguna mobil listrik.
Ada juga insentif lain yang bisa dioptimalkan seperti kemudahan fasilitas pembiayaan mobil listrik melalui subsidi uang muka ataupun bunga kredit yang lebih murah.
Kebijakan lain seperti diskon atau pembebasan biaya parkir untuk mobil listrik juga dapat menjadi opsi untuk merangsang minat konsumen beralih kepada kendaraan tersebut.
Selain itu, pemerintah juga harus berani mengeluarkan kebijakan disinsentif bagi mobil konvensional. Misalnya melalui pemberian pajak kepemilikan kendaraan bermotor kedua yang lebih mahal dan lain sebagainya.
Baca Juga: Honda Prospect Motor (HPM) akan Produksi Mobil Hybrid Tahun Depan
“Selama mobil konvensional masih diberikan banyak kemudahan, maka ini agak berat bagi mobil listrik untuk bersaing,” ungkap dia.
Tak ketinggalan, pengembangan berbagai infrastruktur penunjang seperti charging station di banyak tempat strategis dan kemudahan layanan servis maupun purna jual bagi mobil listrik juga harus dipercepat.
“Masyarakat juga harus diberikan edukasi secara utuh terkait kendaraan listrik, termasuk dampaknya bagi lingkungan hidup,” tandas Tauhid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News