Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) mengalokasikan mengalokasikan anggaran belanja modal (capex) sebesar Rp17 miliar di tahun 2025. Untuk menghadapi tantangan industri tekstil dan garmen, rencananya perseroan akan fokus menggarap pasar niece market.
Adapun rinciannya, sebanyak Rp5 miliar dari capex itu bakal digunakan untuk menambah jumlah gerai ritel, sementara Rp12 miliar sisanya digelontorkan untuk pembangunan Trisula Innovation Center, yang akan menjadi laboratorium riset dan pengembangan produk terbaru BELL.
“Fasilitas ini akan kami fungsikan sebagai pusat inovasi. Harapannya, dari sini bisa lahir ide-ide segar yang mendukung daya saing produk kami di pasar. Kami ingin terus hadir dengan produk yang relevan, bukan sekadar ikut-ikutan tren,” ujar Karsongno Wongso Djaja, Presiden Direktur BELL kepada Kontan, Rabu (9/7).
Baca Juga: Trisula Textile Industries (BELL) Catat Rp 151,41 miliar di Kuartal I 2025
BELL memang cukup percaya diri menatap sisa tahun ini. Meski industri pakaian jadi masih dihantui tekanan daya beli yang melemah, serbuan barang impor murah, hingga biaya produksi yang melambung, BELL memilih tetap fokus pada pasar yang lebih spesifik.
Alih-alih terjun di pasar mass production yang penuh persaingan harga, BELL mengandalkan strategi ceruk alias niche market. Di lini ritel, mereka membidik segmen menengah atas, sedangkan untuk bisnis B2B, BELL tetap setia melayani permintaan produk dalam skala kecil dengan kualitas premium.
“Kami bermain di pasar yang membutuhkan kualitas dan karakter kuat, bukan perang harga. Target kami tetapPe Kami optimis tetap bisa tumbuh di tengah situasi yang penuh tantangan ini,” ucap Karsongno.
Strategi itu mulai membuahkan hasil. Sampai pertengahan 2025, BELL mencatatkan penjualan sebesar Rp151,41 miliar, naik 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih pun terkerek 17% menjadi Rp7,74 miliar.
Momentum penjualan saat Lebaran menjadi penopang utama kinerja BELL di kuartal pertama tahun ini. Penjualan ritel dari brand JOBB dan Jack Nicklaus mencatatkan pertumbuhan positif, mengantarkan BELL melewati target internal pada awal tahun.
“Kuartal pertama cukup kuat berkat momentum lebaran, terutama untuk merek JOBB dan Jack Nicklaus. Kami memang memperkirakan kuartal kedua sedikit melandai, tapi secara keseluruhan, kami masih cukup optimis bisa jaga tren positif sampai akhir tahun,” jelasnya.
Baca Juga: Diterpa Tantangan, Trisula (TRIS) Andalkan Diversifikasi Ekspor dan Produk Kustom
Untuk menjaga performa di tengah fluktuasi harga bahan baku, BELL menyiapkan berbagai siasat. Mulai dari peremajaan mesin produksi untuk efisiensi, digitalisasi proses produksi, hingga pengembangan produk berbasis inovasi yang disesuaikan kebutuhan pasar.
“Kami ingin tetap adaptif dengan kebutuhan pasar, makanya kami investasi di mesin hemat energi dan digitalisasi untuk dorong efisiensi. Selain itu, Trisula Innovation Center juga akan jadi kunci untuk mempercepat inovasi kami ke depan,” tandasnya.
Tahun ini, BELL mematok pertumbuhan laba bersih dan pendapatan di kisaran 5% hingga 10%. Meski belum ada rencana sinergi bisnis besar dalam waktu dekat, perusahaan ini tetap membuka peluang kolaborasi jika ada mitra strategis yang sejalan.
Selanjutnya: Kementerian PU Minta Tambahan Anggaran Jadi Rp 86 Triliun untuk Tahun 2025
Menarik Dibaca: BCA Kembali Gelar Business Case Competition 2025, Total Hadiah Mencapai 50 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News