kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apcasi keluhkan bea keluar dan dana pungutan sawit yang tinggi


Selasa, 25 Agustus 2020 / 22:24 WIB
Apcasi keluhkan bea keluar dan dana pungutan sawit yang tinggi
ILUSTRASI. Tumpukan cangkang kelapa sawit yang akan diekspor di Pelabuhan Perawang PT Pelindo 1, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Jumat (7/8/2020). Cangkang sawit yang dahulu dianggap limbah pengolahan kelapa sawit, kini menjadi salah satu komoditi andalan Riau dari s


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

Perkiraan asosiasi, realisasi volume ekspor sampai tutup tahun nanti hanya akan mencapai 1,2 juta ton, turun dibanding realisasi tahun lalu.

Celakanya, pemerintah dikabarkan memiliki rencana untuk kembali menaikkan  tarif pungutan dana perkebunan atas ekspor cangkang sawit menjadi sebesar US$ 20 per ton. Dengan demikian, total beban eksportir  untuk bea keluar dan tarif pungutan dana perkebunan atas ekspor akan mencapai US$ 27 per ton atau setara dengan 33% dari harga produknya.

Padahal, kegiatan ekspor cangkang sawit dinilai membawa sejumlah manfaat. Pertama, ekspor cangkang sawit berpotensi menghasilkan devisa yang tidak sedikit bagi negara, sebab cangkang sawit sangat diminati sebagai sumber bioenergi di pasar Asia, terutama Jepang dan Thailand.

Baca Juga: Bauran pembangkit EBT masih 14%, begini strategi PLN untuk meningkatkannya

Hitungan asosiasi, ekspor cangkang sawit berpotensi menghasilkan devisa senilai Rp 5,9 triliun rupiah dengan volume ekspor 3,9 juta ton di tahun 2021, Rp 6,85 triliun dengan volume ekspor 4,5 juta di tahun 2022, dan Rp 7,76 triliun dengan volume ekspor 5,1 juta ton di tahun 2023.

Perhitungan ini dibangun dengan asumsi pemerintah tidak memberikan nilai pajak dan dana pungutan sawit yang tinggi dengan asumsi kurs Rp 14.400 per dolar Amerika Serikat (AS).

Selain itu, kegiatan ekspor cangkang sawit juga dinilai memberikan sejumlah multiplier effect, sebab kegiatannya banyak melibatkan sektor UMKM, usaha transportasi,  serta perusahaan bongkar muat dan perusahaan tenaga kerja bongkar muat yang banyak menyerap tenaga kerja di daerah setempat

Di sisi lain, kegiatan ekspor cangkang juga dinilai tidak akan menghambat kebutuhan biomassa dalam negeri serta memberikan manfaat bagi lingkungan, sebab cangkang sawit yang diekspor hanya berasal dari cangkang kelapa sawit yang memang tidak terserap oleh pabrik dan tidak terserap oleh kebutuhan biomassa dalam negeri.

Dengan demikian, kegiatan ekspor cangkang kelapa sawit juga dapat membantu upaya pengurangan limbah tidak produktif.




TERBARU

[X]
×