kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APM kendaraan niaga wait and see akibat pandemi virus corona (Covid-19)


Senin, 11 Mei 2020 / 18:25 WIB
APM kendaraan niaga wait and see akibat pandemi virus corona (Covid-19)
ILUSTRASI. Perakitan kabin truk Hino di Pabrik Hino Indonesia Purwakarta


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil niaga kian lesu seiring pandemi yang menuntut diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah di Indonesia. Namun rencana reopening PSBB tersebut tampaknya bakal menjadi peluang bagi industri kendaraan komersil tanah air.

Sejatinya, sebelum wabah covid-19 melanda, pasar otomotif menurut Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) masih lancar dan cenderung baik. Namun begitu memasuki bulan Maret dan April, permintaan kian surut.

Baca Juga: Sepanjang kuartal I 2020, Surya Semesta (SSIA) catat kenaikan rugi bersih 60,17%

"Kondisi market drop lesu seiring dengan covid-19 dimana banyak daerah melakukan PSBB, pergerakan kendaraan jadi semakin terbatas," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (11/5). Khusus mobil komersil di segmen bus, yang mana perjalanan mudik dilarang membuat kendaraan tersebut banyak yang tidak aktif di jalanan.

Ibarat efek domino, turunnya bisnis transportasi juga berimbas kepada lemahnya permintaan akan armada mobil yang baru. Namun seiring kabar adanya pelonggaran transportasi, kata Santiko membuat Agen Pemegang Merek (APM) cenderung wait and see.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sendiri telah merevisi target pasar mobil tahun ini hanya sekitar 600.000 unit. Menurut Santiko di tengah kondisi ini sulit mengejar angka pertumbuhan, sehingga Hino memilih mempertahankan market share nya di tahun 2020 ini.

Sekadar informasi, di tahun lalu total penjualan kendaraan niaga sekitar 94.000 unit, sedangkan Hino yang seluruh portofolio kendaraannya ialah mobil niaga mengempit di level 31.000 tahun itu. Seandainya covid-19 dapat segera usai, Santiko melihat perlu waktu bagi industri otomotif untuk recovery.

Baca Juga: Buruan ada diskon skutik Yamaha, Nmax tembus hingga Rp 2 jutaan

Khususnya untuk segmen mobil niaga, yang mana banyak faktor eksternal yang mempengaruhi permintaannya. "Kalau bicara mobil komersil, maka bicara soal kondisi global. Mulai dari harga komoditas, arus lalu lintas ekspor-impor, dan perdagangan lainnya yang menyerap permintaan kendaraan niaga," terang Santiko.

Hal senada juga disampaikan Puti Annisa, Marketing Communication Dept. Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) yang melihat pergerakan pasar masih perlu waktu jika ada reopening PSBB. "Pasti masih ada wait and see. Pengusaha-pengusaha juga sekarang kita tengah kencangkan ikat pinggang dulu," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (11/5).

Kondisi industri yang lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya, membuat opsi menambah armada kendaraan tidak jadi hal utama di saat pandemi ini. Isuzu sendiri diketahui unggul di pasar kendaraan niaga untuk sektor logistik.

Baca Juga: Fatalitas kecelakaan justru semakin tinggi saat jalan kosong

Sampai dengan bulan Maret 2020 ini total penjualan mobil Isuzu mencapai 5.700 unit, turun sekitar 4% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin yang sebanyak 5.960 unit. Menurut Puti, perusahaan tidak hanya mengupayakan penjagaan market share saja namun berusaha agar penurunan tidak terlalu tajam.

Untuk itu Isuzu berupaya mengedepankan beberapa strategi, yakni mengutamakan keselamatan dan kesehatan karyawan, jeli membaca pasar dan preparing the new normal after pandemic, serta terus melakukan riset pasar untuk mengetahui peluang permintaan di industri otomotif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×