Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
Khususnya untuk segmen mobil niaga, yang mana banyak faktor eksternal yang mempengaruhi permintaannya. "Kalau bicara mobil komersil, maka bicara soal kondisi global. Mulai dari harga komoditas, arus lalu lintas ekspor-impor, dan perdagangan lainnya yang menyerap permintaan kendaraan niaga," terang Santiko.
Hal senada juga disampaikan Puti Annisa, Marketing Communication Dept. Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) yang melihat pergerakan pasar masih perlu waktu jika ada reopening PSBB. "Pasti masih ada wait and see. Pengusaha-pengusaha juga sekarang kita tengah kencangkan ikat pinggang dulu," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (11/5).
Kondisi industri yang lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya, membuat opsi menambah armada kendaraan tidak jadi hal utama di saat pandemi ini. Isuzu sendiri diketahui unggul di pasar kendaraan niaga untuk sektor logistik.
Baca Juga: Fatalitas kecelakaan justru semakin tinggi saat jalan kosong
Sampai dengan bulan Maret 2020 ini total penjualan mobil Isuzu mencapai 5.700 unit, turun sekitar 4% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin yang sebanyak 5.960 unit. Menurut Puti, perusahaan tidak hanya mengupayakan penjagaan market share saja namun berusaha agar penurunan tidak terlalu tajam.
Untuk itu Isuzu berupaya mengedepankan beberapa strategi, yakni mengutamakan keselamatan dan kesehatan karyawan, jeli membaca pasar dan preparing the new normal after pandemic, serta terus melakukan riset pasar untuk mengetahui peluang permintaan di industri otomotif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News