kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Benih kubis dan wortel langka


Rabu, 24 Juli 2013 / 09:00 WIB
Benih kubis dan wortel langka
ILUSTRASI. Seorang tentara Ukraina menggunakan periskop saat mengamati area pada posisi garis depan dekat desa Travneve di wilayah Donetsk, Ukraina, Senin (21/2/2022). REUTERS/Gleb Garanich


Reporter: Noor Muhammad Falih, Fitri Nur Arifenie | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Tak cuma soal anomali cuaca, beberapa tanaman hortikultura produksinya menurun karena krisis benih. Ini pula yang terjadi di wortel dan kubis. Sejak dua bulan belakangan, benih kubis dan wortel sulit didapat.


Afrizal Gindow, Ketua Umum Asosiasi Produsen Perbenihan Hortikultura (Hortindo) mengatakan, kelangkaan benih wortel karena impor benih wortel dari Selandia Baru menurun. Pasokan benih di negara tersebut makin tipis sebagai pengaruh dari anomali cuaca.

Padahal, "Setiap tahun, kebutuhan nasional terhadap benih wortel mencapai 5 ton," kata Afrizal saat dihubungi KONTAN, Selasa (23/7). Sementara untuk benih tanaman kubis, Afrizal bilang dalam sebulan ke depan masih akan langka.

Berbeda dengan wortel yang gagal panen dari negara asal, kelangkaan benih tanaman kubis disebabkan oleh sistem buka tutup impor benih kubis oleh pemerintah sejak September tahun lalu.

Afrizal bilang, pemerintah beranggapan pasokan benih kubis lokal masih mencukupi untuk kebutuhan nasional. Masalahnya ialah pemerintah mengacu pada data yang diberikan oleh Badan Pusat Statistika (BPS) soal kebutuhan nasional tersebut. “Data itu berbeda dengan yang kami punya,” tambah Afrizal.

Berdasar data dari Hortindo, kebutuhan nasional terhadap tanaman kubis mencapai 140 ton per tahun. "Sawi paling mendominasi sekitar 100 ton," kata Afrizal. Sedangkan hitungan BPS, kebutuhan benih tanaman kubis nasional hanya sebesar 120 ton pertahun.

Hal ini semakin sulit didapat lantaran, “Pemerintah menggunakan sistem buka tutup. Kalau pasokan nasional sedang kurang, dibuka lagi, kalau sudah baik ditutup lagi,” ujarnya.

Menurutnya, langkah pemerintah menggunakan sistem buka tutup kran impor tanaman kubis kurang tepat. Pasalnya kebijakan ini justru mengancam pasokan kelangkaan sayuran tersebut. “Tanaman kol pernah langka pada Februari 2013 akibat sistem buka tutup impor tadi,” tambahnya.

Berbeda, Asisten Manajer Usaha Pasar Induk Kramat Jati Sugiono mengatakan , sampai saat ini, pasokan sayuran seperti wortel dan kubis masih normal. "Belum ada keluhan pasokan," katanya.

Selama bulan Juli, harga wortel terus merangkak naik. Pada tanggal 10 Juli, harga wortel di pasar induk Kramat Jati mencapai Rp 8.500 per kilogram (kg). Per kemarin, Selasa (23/7), harga wortel di pasar induk Kramat Jati naik menjadi Rp 9.500 per kg.

Harga benih naik

Afrizal melanjutkan, pada semester dua ini, harga benih wortel dan tanaman kubis terkerek naik. Sebelumnya, harga benih wortel cukup dipatok di level Rp 500.000 per kg. Namun, sejak Selandia Baru gagal panen, harga benih wortel mencapai Rp 1 juta per kg.

Tak seperti harga benih wortel yang naik tajam, harga benih kubis juga naik 10% hingga 15%. Namun, kenaikan ini lebih disebabkan karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bukan karena sistem buka tutup impor.

Kendati demikian, tak menampik kemungkinan harga benih tanaman kubis akan terus naik jika sistem buka tutup impor masih berlaku. Sedangkan permintaan untuk jenis tanaman ini cukup tinggi. "Harga benih sawi kira-kira Rp 2,5 juta per ton," katanya.

Diantara tanaman hortikultura lainnya, benih tanaman kubis adalah yang paling laku. Pada tahun lalu, penjualan benih tanaman kubis mencapai Rp 60 miliar. Disusul berikutnya adalah benih tomat sebesar Rp 30 miliar. Kemudian benih cabai dan benih buah-buahan, masing-masing sebesar Rp 30 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×