kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.463   20,00   0,12%
  • IDX 7.814   77,58   1,00%
  • KOMPAS100 1.091   12,78   1,19%
  • LQ45 799   10,01   1,27%
  • ISSI 265   2,44   0,93%
  • IDX30 414   5,10   1,25%
  • IDXHIDIV20 482   6,42   1,35%
  • IDX80 121   1,53   1,28%
  • IDXV30 131   1,94   1,51%
  • IDXQ30 134   1,52   1,15%

Beras Premium Langka di Ritel Modern, Bapanas Beberkan Penyebabnya


Selasa, 02 September 2025 / 06:47 WIB
Beras Premium Langka di Ritel Modern, Bapanas Beberkan Penyebabnya
ILUSTRASI. Konsumen berbelanja beras premium di toko ritel modern di Jakarta, Rabu (27/8/2025). Dari pengamatan KONTAN, harga beras premium di beberapa toko ritel modern mengalami lonjakan, jauh diatas harga patokan pemerintah Rp 74.500 per kemasan 5 kilogram. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui fenomena lonjakan harga beras itu dan akan menata kembali regulasi terkait beras khusus. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi buka suara terkait kelangkaan beras premium di sejumlah gerai ritel modern.

Arief menjelaskan, kondisi tersebut terjadi lantaran para pelaku usaha penggilingan tengah menyesuaikan produksi beras dengan standar komposisi yang sesuai label.

Hal ini menyusul adanya kasus pengoplosan beras medium menjadi premium yang baru-baru ini terungkap.

"Kenapa kira-kira nggak ada (beras premium di ritel)? Karena teman-teman dari penggilingan padi ingin comply dengan informasi yang ada di labeling," ujarnya di sela agenda di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Senin (1/9/2025).

Baca Juga: Beras SPHP Tetap Rp 12.500 per Kg, Bulog Pastikan Distribusi Jalan

Arief memerinci, beras premium wajib memenuhi sejumlah kriteria. Di antaranya, kadar beras pecah (broken) maksimal 15%, kadar air 14%, derajat sosoh minimal 95%, serta harga jual Rp14.900 per kilogram.

Menurutnya, jika produsen sudah mampu memenuhi persyaratan tersebut, suplai beras premium ke pasar modern maupun tradisional akan segera berjalan normal kembali.

"Kalau mereka sudah siap, mereka pasti akan kirim ke (pasar) modern, juga ke pasar tradisional," tegasnya.

Arief menambahkan, kasus beras oplosan menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah maupun para produsen beras. Ke depan, ia menekankan pentingnya kesesuaian antara kualitas beras dan label kemasan.

"Jadi kejadian kemarin itu review buat kita semua, supaya penggilingan padi bisa memproduksi sesuai dengan yang tertera di labeling," jelasnya.

Baca Juga: Kepala Bapanas Ungkap Alasan HET Beras Medium Dikerek Naik

Sebelumnya, Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Helfi Assegaf mengakui adanya penurunan stok beras di ritel modern. Hal itu dipicu kekhawatiran produsen beras terseret masalah hukum pasca terungkapnya praktik pengoplosan.

“Ada penurunan stok di ritel modern, tapi bukan penarikan. Produsen hanya menghabiskan stok lama dan belum mengisi kembali. Alasannya, takut tersangkut masalah hukum,” kata Helfi dalam agenda di Ombudsman RI, Jakarta, Selasa (26/8).

Ia menegaskan, produsen tidak perlu takut sepanjang memproduksi sesuai standar label. Jika tidak, maka opsi penjualan beras secara curah tetap terbuka, dengan tetap mengikuti aturan yang berlaku.

Lebih lanjut, Helfi menjelaskan bahwa proses pengisian ulang stok beras di ritel modern membutuhkan waktu karena terkait perizinan kerja sama hingga proses pemesanan (PO) oleh pihak ritel.

Baca Juga: BPS Catat Harga Beras Premium dan Medium Kompak Naik pada Agustus 2025

“Insya Allah dalam beberapa hari ini segera dipenuhi oleh Bulog, baik beras SPHP maupun komersial. Kualitasnya juga tidak kalah bagus,” pungkasnya.

Selanjutnya: Beras SPHP Tetap Rp 12.500 per Kg, Bulog Pastikan Distribusi Jalan

Menarik Dibaca: Review Vivo Y04s: Rekam Video Full HD Cukup Stabil, Chipsetnya juga Kencang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×