kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biaya produksi pertanian Indonesia masih tinggi


Kamis, 03 November 2016 / 19:17 WIB
Biaya produksi pertanian Indonesia masih tinggi


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Biaya produksi pertanian di Indonesia masih tinggi bila dibandingkan dengan negara produsen padi lainnya di Asia Tenggara. Bila saat ini rata-rata rendemen giling padi nasional sebesar 55,7%, di negara lain seperti Thailand sudah mencapai 70% dan Vietnam 66%.

Efisiensi pertanian di negara lain itu terjadi karena mereka lebih banyak menggunakan teknologi. Sementara Indonesia masih menggunakan tenaga manusia.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kemtan), Hasil Sembiring mengakui saat ini biaya produksi pertanian di Indonesia lebih tinggi ketimbang Vientam dan Thailand. Akibatnya harga beras di Indonesia cenderung lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asean.

Untuk itu, pembagian alat sistem pertanian (alsintan) merupakan salah satu cara Kemtan meningkatkan efisiensi produksi. "Jadi kami mendorong pembagian alsintan yang lebih banyak sehingga biaya produksi pertanian ke depan sama dengan negara-negara tersebut," ujarnya, Kamis (3/11).

Selain itu, Hasil mengklaim, saat ini rata-rata kepemilikan lahan pertanian di dalam negeri cenderung mengalami peningkatan. Sebab selama ini, rata-rata kepemilikan lahan pertanian di Indonesia cuma 0,25 hektare (ha) sampai 1 ha per orang. Angka tersebut lebih rendah dari Thailand yang seluas 6 ha-8 ha per orang dan Vietnam 4 ha-5 ha per orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×