kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Investasi dan Pabrik Baru Mendongkrak Industri Manufaktur Panel Surya Dalam Negeri


Selasa, 01 Juli 2025 / 21:12 WIB
Investasi dan Pabrik Baru Mendongkrak Industri Manufaktur Panel Surya Dalam Negeri
ILUSTRASI. Dua teknisi memeriksa panel surya yang terpasang di atap Gedung Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (7/1/2024). Dewan Energi Nasional (DEN) menetapkan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2025 mencapai 23 persen. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transisi menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT) turut menumbuhkan industri manufaktur sel, modul, dan panel surya di dalam negeri. Rencana investasi dan pengoperasian pabrik berskala jumbo siap menangkap peluang dari permintaan proyek EBT berbasis tenaga surya.

Grup Sinar Mas melalui PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) tak ingin ketinggalan momentum. Lewat perusahaan patungan atau Joint Venture (JV) PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), Grup Sinar Mas bersama mitra strategisnya telah meresmikan pabrik panel surya terintegrasi pada Kamis (19/6).

TMAI merupakan JV yang 75% sahamnya dimiliki oleh PT Daya Sukses Makmur Selaras selaku anak usaha DSSA, serta Trina Solar Co. Ltd. Sedangkan 25% saham TMAI dimiliki oleh PT PLN Indonesia Power Renewables. 

Wakil Presiden Direktur DSSA Lokita Prasetya menjelaskan bahwa pabrik TMAI yang berlokasi di Kawasan Industri Kendal ini memiliki kapasitas produksi awal sebesar 1 Gigawatt (GW) per tahun. Kapasitas produksi akan meningkat hingga mencapai 3 GW pada tahun 2030.

Panel surya yang diproduksi dari pabrik TMAI ini memiliki daya hingga 720 watt peak (Wp) per unit. "Menjadikannya salah satu yang terbesar dan paling efisien di Asia. TMAI bertujuan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan panel surya di pasar dalam negeri melalui produksi lokal yang efisien berskala besar," kata Lokita kepada Kontan.co.id, Selasa (1/7).

Baca Juga: Anak Usaha Dian Swastatika (DSSA) Bangun Pabrik Panel Surya Rp 1,5 Triliun di Kendal

DSSA melihat outlook permintaan sel dan modul surya di Indonesia akan terus meningkat, sejalan dengan percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan komitmen pemerintah mencapai target bauran EBT. "Keberadaan TMAI juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam mendukung transisi energi," imbuh Lokita.

Dengan nilai investasi lebih dari Rp 1,5 triliun, pabrik TMAI diharapkan dapat memperkuat rantai pasok nasional dengan memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 41%. Sekaligus mengurangi ketergantungan impor untuk produk serupa.

Hal ini sejalan dengan target Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang menghadiri peresmian pabrik TMAI mengungkapkan bahwa produksi panel surya di dalam negeri akan mendorong pembentukan ekosistem industri  lokal.

Dengan kapasitas 1 GW, pabrik TMAI akan memproduksi sekitar 1,4 juta lembar panel surya per tahun. Hal ini bisa mengurangi secara signifikan ketergantungan Indonesia terhadap impor modul dan sel surya dari sejumlah negara, seperti China, Malaysia dan Vietnam.

Agus juga menyoroti pentingnya hilirisasi pasir silika sebagai bahan baku panel surya. Indonesia memiliki cadangan pasir silika lebih dari 330 juta ton, dengan potensi mencapai 25 miliar ton yang tersebar di berbagai daerah. Nilai tambah pasir silika yang diolah bisa mencapai 25 kali lipat, sehingga pengembangan rantai pasok industri dari hulu ke hilir menjadi prioritas.

"Mendorong pembentukan ekosistem industri panel surya dalam negeri dengan adanya pengunaan komponen lokal dari industri pendukung, maupun percepatan hilirisasi berupa penyerapan produk sel surya dalam negeri hingga nantinya pengembangan produk wafer, ingot dan smelter polisilikon,” terang Agus.

Pertamina pun tak mau tertinggal untuk memacu industri manufaktur panel surya lokal. Pada 23 Juni 2025 Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), bersama dengan LONGi Green Technology Co., Ltd., resmi meluncurkan proyek pembangunan fasilitas manufaktur panel surya (Photovoltaic/PV).

Baca Juga: Begini Fokus Bisnis Dian Swastatika Sentosa (DSSA) di Tengah Kinerja Keuangan Turun

Fasilitas yang berlokasi di Deltamas, Jawa Barat ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi sebesar 1,4 GW per tahun. Menurut data Kemenperin, kemampuan produksi panel surya dalam negeri baru sebesar 1,6 GWp per tahun, sehingga proyek ini bisa meningkatkan kemampuan produksi nasional hingga 3 GWp.

Dengan begitu, proyek ini akan mendukung penambahan PLTS sesuai target pemerintah sebesar 300-400 GWp pada tahun 2060. “Dengan membangun kapasitas manufaktur lokal, kami ingin memperkuat rantai pasok solar PV dalam negeri, menurunkan biaya produksi, dan menciptakan lapangan kerja hijau yang berkeahlian tinggi,” ungkap CEO Pertamina NRE, John Anis.

Kemunculan pabrik panel surya berskala jumbo dan ramainya proyek PLTS maupun PLTS Atap diharapkan bisa ikut mengangkat industri pendukung. Ketua Umum Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) Yohanes P. Widjaja berharap produksi lokal bisa membuat pelaksanaan proyek lebih cepat dari yang sebelumnya dipenuhi secara impor.

Hal itu diharapkan bisa membuat biaya investasi semakin kompetitif, sehingga ketertarikan investor pada proyek PLTS bisa semakin ramai. "Dengan semakin bertambahnya proyek PLTS, penggunaan komponen peralatan listrik di proyeksikan akan bertambah dan memberikan dampak positif bagi industri peralatan listrik," tandas Yohanes.

Baca Juga: Batubara Masih Jadi Penopang Kinerja Dian Swastatika (DSSA) pada 2024

Selanjutnya: Investor Perlu Cermat! Ini Potensi Rotasi Sektor di Bursa untuk Semester II-2025

Menarik Dibaca: 5 Cara Memperbaiki Tekstur Kulit agar Kembali Mulus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×