Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Impor bawang merah dan cabai diproyeksi bisa terealisasi 50% dari alokasi impor yang telah diberikan akhir bulan ini. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, bawang merah impor yang akan masuk wilayah Indonesia itu bisa mencapai 10.000 ton dari alokasi impor sebesar 17.000 ton.
Sementara itu, impor cabai hingga akhir bukan ini diproyeksikan mencapai 4.000 ton-5.000 ton dari alokasi yang diberikan pada semester II sebanyak 9.700 ton. "Kondisi kemarau basah mengakibatkan panen gagal dan tertunda," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Jumat (2/8).
Berdasarkan data Kemendag, harga bawang merah terus menunjukkan tren kenaikan harga. Rata-rata bulan Juli, harga bawang merah nasional mencapai Rp 35.086 per kg, atau naik 19% jika dibandingkan Juni sebesar Rp 29.456 per kg.
Sementara itu, harga cabai keriting bulan Juli ada di harga Rp 31.752 per kg, dan cabai biasa dibanderol Rp 32.305 per kg. Tren kenaikan harga beberapa komoditas tidak lain karena masih tingginya curah hujan di daerah sentra produksi.
Sukoco, Koordinator Wilayah Asosiasi Agribisnis Cabe Indonesia (AACI) Jawa Timur bilang, sebenarnya pihaknya cukup menyayangkan langkah pemerintah membuka keran impor. "Kami mengharap impor tidak dibuka sampai akhir tahun," kata Sukoco.
Pada bulan Mei dan Juni, dibeberapa sentra produksi cabai mengalami gangguan karena anomali cuaca yang terjadi akibat curah hujan cukup tinggi. AACI merekomendasikan izin impor hanya dilakukan pada saat Ramadan saja, bukan sepanjang tahun.
Sementara itu, Sunarto Atmo Taryono, Ketua Umum Dewan Bawang Nasional (Debanas) menilai, pihaknya tak merasa keberatan bila pemerintah menambah pasokan bawang merah impor asal waktunya dibatasi hingga sebelum panen raya tiba.
"Jangan sampai impor hingga bulan September, nanti menjadi malapetaka bagi petani lokal," kata Sunarto. Panen raya bawang merah diproyeksi berlangsung September-Oktober, mundur dari waktu normal yang seharusnya sudah berlangsung akhir Juli.
Walhasil, hasil panen tahun ini diperkirakan akan menyusut hingga 35% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1,3 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News