kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daya Beli Lesu, Penjualan Sepeda Terendah Dalam Lima Tahun Terakhir


Rabu, 23 Maret 2022 / 18:13 WIB
Daya Beli Lesu, Penjualan Sepeda Terendah Dalam Lima Tahun Terakhir
ILUSTRASI. Suasana penjualan sepeda dan spare part di Build A Bike Alam Sutera, Tangerang. KONTAN/Muradi/


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) mengungkapkan, saat ini industri sepeda menghadapi sejumlah tantangan. Selain harus menghadapi naiknya harga bahan baku, industri sepeda juga mengalami penurunan penjualan karena daya beli masyarakat yang lesu sejak akhir tahun hingga saat ini. 

Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo mengungkapkan, sejatinya setiap tahunnya harga metal selalu naik, tetapi kenaikan di tahun ini yang paling tinggi, hingga 10%. 

"Seiring dengan naiknya harga bahan baku, harga jual sepeda pasti naik untuk produk baru di luar stok yang masih ada saat ini dengan spesifikasi yang sama. Harganya bisa naik 10% hingga 15% karena banyak dipengaruhi oleh faktor, seperti harga komponen dan freigth rate untuk komponen impor," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (23/3). 

Secara umum, Eko menjelaskan, gambaran kondisi industri sepeda dan bisnis sepeda dari akhir tahun lalu hingga Maret tahun ini, merupakan penjualan terendah selama 5 tahun terakhir. Pelaku usaha berharap ada kenaikan permintaan saat momentum Lebaran dan liburan sekolah karena adanya THR. 

Eko mengungkapkan, dulu ketika pandemi satu toko bisa menjual barang 100 unit hingga 200 unit perhari, tetapi sekarang hanya 1 unit hingga 3 unit saja atau bahkan kadang tidak ada penjualan. 

Baca Juga: Sepeda Bersama Indonesia (BIKE) Incar Pendapatan Rp 274 Miliar

Dengan ini, stok sepeda dalam gudang sedang berlimpah dan kecenderungan harga beberapa barang baru untuk pasar menengah ke bawah turun untuk menyesuaikan daya beli pasar. 

Bahkan kondisi produksi pabrik sepeda saat ini utilisasinya hanya di 20%-30% dari kapasitas produksi. 

"Barang yang laku saat ini sepeda anak. Untuk sepeda lipat masih ada penjualan tetapi sedikit. Apalagi sepeta Mountain Bike sangat kecil sekali penjualannya," ujar Eko. 

Adapun kata Eko untuk saat ini pebisnis lebih melakukan strategi pengembangan pasar baru agar penjualan meningkat dan mengeluarkan produk baru untuk harga di bawah Rp 2 juta agar bisa menjaga arus kas perusahaan. 

Eko menjelaskan lebih lanjut, untuk pengembangan produk baru kelas di atas Rp 2 juta menunggu situasi dan hanya produk high end branded yang mengeluarkan produk baru karena itu ada orderan. 

"Dengan tantangan kenaikan harga bahan baku utama sebagai material komponen sepeda, saat ini produsen sedang men-utilisasi stok sparepart yang ada untuk produk-produk baru. Karena mreka sedang berupaya untuk menekan stok agar segera keluar," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×