Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) memprediksi penjualan dapat tumbuh sebesar 5% pada tahun 2024. Pertumbuhan ini diperkirakan akan tercapai jika harga Crude Palm Oil (CPO) tetap stabil seperti saat ini.
Chief Financial Officer Dharma Satya Nusantara, Jenti Widjaja, mengungkapkan bahwa produksi sawit DSNG hingga akhir tahun akan sangat bergantung pada curah hujan di wilayah perkebunan. Jika curah hujan optimal, DSNG berharap produksi CPO tahun ini dapat meningkat hingga 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Namun apabila curah hujan terus berada di bawah batas normal, hal ini tentunya berpengaruh terhadap kemampuan pohon untuk berproduksi sehingga target yang ditetapkan mungkin tidak tercapai,” ungkap Jenti, kepada Kontan.co.id, Selasa (21/5).
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Targetkan Replanting Sawit Hingga 2.000 Ha di 2024
Hingga kuartal pertama 2024, produksi Tandan Buah Segar (TBS) DSNG mencapai 524.592 ton yang berasal dari kebun inti dan plasma atau turun 0,6% YoY sedangkan produksi CPO mencatatkan angka 169.550 ton atau turun 1.6% YoY karena turunnya pembelian TBS ekternal.
Menurutnya, bisnis kelapa sawit pada 2024 memiliki peluang pertumbuhan yang cukup baik dengan harga CPO yang diprediksi berkisar RM 3.700—4.300 per ton.
Merujuk pemberitaan KONTAN, permintaan CPO pun akan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketersediaan suplai minyak kedelai dan minyak nabati lainnya di pasar global.
Selain itu, kebijakan biodiesel Amerika Serikat yang menggunakan minyak kedelai serta peningkatan kapasitas produksi biodiesel China yang berbasis Fatty Acid Methyl Ester (FAME) akan berdampak pada dinamika suplai dan permintaan minyak nabati.
Faktor lainnya adalah implementasi mandatori B35 oleh pemerintah yang dijalankan sejak Agustus 2023 diperkirakan akan terus berlanjut dan berpotensi mendongkrak permintaan CPO di pasar domestik.
Dharma Satya Nusantara sendiri telah mempersiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) senilai Rp 800 miliar. Dana capex tersebut digunakan sebagai capex rutin infrastruktur, program replanting, investasi biomassa, dan pendukung operasional lainnya.
Sebagaimana diketahui, DSNG meraih kenaikan pendapatan 7,9% year on year (YoY) menjadi Rp 2,23 triliun pada kuartal I-2024. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk DSNG juga naik 5,75% YoY menjadi Rp 226,06 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News