kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dorong Pemanfaatan EBT, Kementerian ESDM Bakal Dorong Proyek Super Grid


Selasa, 15 November 2022 / 20:36 WIB
Dorong Pemanfaatan EBT, Kementerian ESDM Bakal Dorong Proyek Super Grid
ILUSTRASI. Kementerian ESDM bakal mendorong proyek super grid untuk meningkatkan pemanfaatan EBT. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/POOL/nym.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal mendorong proyek super grid untuk meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, proyek super grid ini akan menyambungkan lima area utama kelistrikan di Indonesia.

"Kita harus menghubungkan jaringan kelistrikan antara Jawa dengan Sumatera, Kalimantan dengan Jawa, Kalimantan dengan Sulawesi, maupun Jawa-Bali dengan Nusa Tenggara," kata Arifin dikutip dari keterangan resmi, Selasa (15/11).

Baca Juga: Menteri ESDM: Pasar Energi Indonesia Masih Menarik Bagi Investor

Arifin menjelaskan, super grid dilakukan karena sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT) banyak yang berlokasi di daerah-daerah yang jauh dari masyarakat maupun industri, atau dapat dikatakan sedikit permintaan (demand) akan listrik. Untuk itulah, super grid bisa menjadi jalan untuk menyalurkan listrik dari sumber EBT ke tempat lain yang lebih membutuhkan listrik.

Arifin menambahkan, dengan super grid adalah salah satu upaya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat karena banyak menggunakan pembangkit berbahan dasar dari EBT. Hal itu didukung pula bahwa isu global terkini adalah terkait dengan green industry yang sedikit atau bahkan tidak menghasilkan emisi karbon.

Baca Juga: Satu Dekade ke Depan, Indonesia Butuh US$ 50 Miliar untuk Bangun Pembangkit EBT 22 GW

"Seperti di Sulawesi yang memiliki banyak industri serta pemurnian mineral yang memerlukan listrik sangat besar, saat ini pembangkit listriknya menggunakan batubara, ke depan nanti bukan tidak mungkin akan ada persyaratan proses mineral harus ramah lingkungan," pungkas Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×