kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dukungan konglomerat Indonesia untuk Grab yang bersiap melantai di bursa AS


Rabu, 21 April 2021 / 14:35 WIB
Dukungan konglomerat Indonesia untuk Grab yang bersiap melantai di bursa AS
ILUSTRASI. Dukungan konglomerat Indonesia untuk Grab yang bersiap melantai di bursa AS


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Grab Holdings Inc mendapat dukungan kuat dari investor global termasuk konglomerat Indonesia untuk melantai di bursa saham Amerika Serikat (AS). 

Konglomerat terkemuka Indonesia seperti Djarum, keluarga Sariaatmadja pemilik Emtek, dan Sinar Mas berada dalam gerbong yang sama dengan investor global seperti BlackRock, Fidelity dan Temasek. 

Nama-nama besar itu berpartisipasi dalam penggalangan dana Grab senilai US$ 4 miliar, sebagai bagian dari kesepakatan special purpose acquisition company (SPAC) yang bermitra dengan Altimeter Capital senilai US$ 40 miliar. Saham Grab segera diperdagangkan di bursa NASDAQ.

Diprediksi memecahkan rekor penawaran saham perdana di bursa Amerika (AS).

Angka tersebut diperkirakan akan memecahkan rekor penawaran saham perdana perusahaan Asia Tenggara di bursa Amerika. Rencana Grab ini sontak mengundang perhatian dari analisis dan tokoh-tokoh bisnis dunia.

Baca Juga: Ada konglomerat Indonesia di IPO Grab, tiga poros ini bakal bersaing sengit

CEO Uber, Dara Khosrowshahi, berkicau di Twitter menyebutkan bahwa Grab telah menjadi “pemimpin dalam layanan transportasi, pengiriman dan pembayaran yang tak tergoyahkan di Asia Tenggara. Ia juga mengatakan kebanggaannya menjadi mitra Grab yang kini tengah menggerakkan revolusi digital di kawasan Asia Tenggara.

Keputusan Grab menjadi perusahaan publik didorong kinerja keuangan yang solid pada 2020 meski perekonomian dunia tengah dilanda pandemi, yang masih berlangsung hingga kini. Grab mencatatkan GMV sekitar US$ 12,5 miliar, lebih baik dibandingkan pada saat sebelum pandemi dan meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan kondisi pada tahun 2018. 

Grab telah menjadi pemimpin pasar untuk semua segmen layanannya. Di Asia Tenggara, Grab unggul dalam  transportasi online atau ride-hailing hingga 72% total GMV, dan 50% untuk sektor layanan pesan-antar makanan (food delivery).

Para investor juga makin optimistis terhadap Grab berkat peta jalan menuju profitabilitas yang makin jelas, Grab berhasil mencapai EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) positif pada segmen layanan transportasi di seluruh negara tempat Grab beroperasi, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Kamboja. EBITDA positif ini juga diraih Grab dalam segmen layanan pengiriman di lima dari enam negara.

Baca Juga: Grab akan IPO, bagaimana prospek bisnisnya di Indonesia?

Tampak jelas bahwa para investor global percaya pada dampak positif yang diciptakan oleh Grab dan mau bertaruh besar atas perjalanannya ke depan. Kehadiran signifikan investor Indonesia dalam skema PIPE (private investment in public equity) senilai US$ 4 miliar, menunjukkan kepercayaan terhadap masa depan Grab di tanah air.

Apalagi, dalam kesempatan pertemuan dengan CEO Softbank Masayoshi Son pada 2019, Presiden Joko Widodo juga menyebut Grab Indonesia sebagai unicorn lokal. Sehingga bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika para investor lokal juga mendukung jawara lokal.

Dan dengan lebih banyak perusahaan asal Asia Tenggara yang berencana untuk menjadi perusahaan publik tahun ini, pencapaian besar Grab ini telah membantu membawa nama Asia Tenggara untuk lebih dikenal di panggung dunia.

Selanjutnya: Gojek buka lapangan kerja bagi perempuan lewat GoMart

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×