kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Efek virus corona, harga batubara acuan Maret 2020 naik menjadi US$ 67,08 per ton


Kamis, 05 Maret 2020 / 12:46 WIB
Efek virus corona, harga batubara acuan Maret 2020 naik menjadi US$ 67,08 per ton
ILUSTRASI. Harga batubara acuan Maret 2020 naik menjadi US$ 67,08 per ton akibat efek virus corona. REUTERS/Jim Urquhart/File Photo


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) Maret 2020 naik tipis dibanding bulan sebelumnya. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok HBA Maret sebesar US$ 67,08 per ton. Angka itu naik tipis, 0,28% dibandingkan HBA Februari yang berada di angka US$ 66,89 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengungkapkan, kondisi ekonomi dan pasar batubara global ikut menentukan besaran HBA.

Baca Juga: Cegah virus corona, delapan jenis makanan ini bisa bantu jaga daya tahan tubuh

Dalam hal ini, posisi China memegang faktor penting. Tambang batubara di China yang belum beroperasi optimal setelah periode libur tahun baru imlek dan juga pengaruh penyebaran virus corona, berdampak pada berkurangnya pasokan batubara dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

Di sisi lain, permintaan batubara dari sejumlah negara mengalami peningkatan walau tidak signifikan. "(HBA Maret 2020) dipengaruhi oleh operasi tambang batubara China yang belum optimal setelah libur Imlek dan adanya penyebaran Corona, serta naiknya permintaan dari Jepang, India dan Korea walau sedikit," kata Agung saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (5/3).

Baca Juga: Area kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta disemprot disinfektan

HBA di awal tahun ini memang belum membara. Dalam catatan Kontan.co.id, HBA tahun 2020 dibuka dengan penurunan 0,55% secara bulanan, yakni sebesar US$ 65,93 per ton untuk HBA Januari. Pada Februari, HBA naik tipis 1,45% menjadi US$ 66,89 per ton.

Adapun, HBA dibentuk dari empat variabel, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 GAR dengan bobot masing-masing 25%. HBA diperoleh dari rata-rata keempat indeks tersebut pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal/kg GAR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×