Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sepanjang semester I-2015 PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I mengklaim telah menangani bongkar–muat barang sebanyak 10,76 juta ton. Nilai itu tumbuh 10,13% dari volume bongkar–muat barang semester I-2014 yang sebesar 9,77 juta ton.
Peningkatan volume bongkar–muat itu karena Pelindo I mengganti penggunaan crane untuk mengoptimalisasi produksi. "Yang tadinya dikerjakan dengan menggunakan crane kapal dengan mekanisasi, dikerjakan dengan crane darat," terang Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama PT Pelindo I, Senin (27/7).
Dus, waktu bongkar–muat Pelindo I saat ini adalah 50 ton barang per jam. Sebelumnya, waktu bongkar–muat perusahaan yang menangani pelabuhan di wilayah Indonesia bagian barat tersebut adalah 25 ton barang per jam.
Sayangnya, peningkatan volume bongkar–muat tak diikuti oleh arus peti kemas. Arus lalu lintas peti kemas justru turun 4,20% menjadi 501.000 boks. Di semester I tahun lalu, arus peti kemas tercatat 523.000 boks. "Ini terjadi karena perekonomian melambat, makanya tidak maksimal," tandas Bambang.
Beruntung, meskipun tak semua kinerja mendaki, Pelindo I mampu memenuhi target internal di semester I. Perusahaan itu mencetak pendapatan Rp 1,14 triliun. Capaian itu melebihi target semula mereka, yakni Rp 1 triliun.
Dari pendapatan sebesar itu, Pelindo I mengantongi laba bersih Rp 272 miliar. Besaran laba bersih itu juga di atas target internal sebelumnya, yakni Rp 259 miliar.
Sebagai perbandingan, di semester I-2014, Pelindo I mencatat pendapatan Rp 982 miliar. Lalu catatan laba Rp 234 miliar.
Nah, berangkat dari rapor kinerja semester I-2015, manajemen Pelindo I optimistis bisa melanjutkan kinerja positif di semester II-2015. Tak mau cuma berpegang pada harapan, perusahaan pelat merah ini berupaya mengerek kinerja dengan meningkatkan kemampuan pelabuhan.
Untuk itu, Pelindo akan melanjutkan pengembangan sejumlah pelabuhan, seperti pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung di Sumatera Utara. Pelabuhan lain misalnya pelabuhan Dumai, dan Perawang di Provinsi Riau, serta pelabuhan Tanjung Pinang di Kepulauan Riau.
Manajemen Pelindo I sudah menyiapkan dana pengembangan pelabuhan sebesar Rp 1,2 triliun. "Kami baru membelanjakan sekitar 30%," terang Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News