Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) menyatakan kenaikan harga biodiesel merupakan dampak dari kenaikan harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) global seiring supply vegetable oil yang belum meningkat secara signifikan akibat faktor iklim dan demand yang masih baik.
Untuk diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis Biodiesel untuk bulan Juli 2024 sebesar Rp 12.161 per liter atau naik Rp 429 jika dibandingkan Juni sebesar Rp 11.732 per liter.
Coorporate Funding Dept Head Triputra Agro Persada (TAPG), Regina Anggraeni mengatakan, kenaikan harga biodiesel diperkirakan tidak akan mempengaruhi kinerja program Biodiesel nasional karena BPDP Kelapa Sawit masih dapat memberikan insentif yang cukup dari pengelolaan dana serta pungutan ekspor yang juga meningkat di bulan Juli ini.
Baca Juga: Harga Acuan Biodiesel Naik 3,6% Jadi Rp 12,161/Liter Per Juli, Ini Dampaknya
"Program biodiesel ini diharapkan masih dapat mengurangi ketergantungan dari impor fossil fuel dan menjaga demand domestic dari CPO," ungkapnya kepada KONTAN Senin (8/7).
Regina menerangkan, bisnis biodiesel memiliki skema industri yang membantu industri melalui program BPDP Kelapa Sawit sehingga dapat beradaptasi di setiap level harga.
Menurutnya, tujuan utama dari program ini memang untuk mengurangi ketergantungan dari energi berbasis fossil dengan mengganti dengan renewable energy yang dimiliki oleh Indonesia dimana salah satunya adalah vegetable oil melalui kelapa sawit yang merupakan salah satu sumber daya strategis nasional.
Baca Juga: Kenaikan Harga Biodiesel Berpotensi Mengerek Biaya Produksi Tambang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News