kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO September terendah sejak awal 2016, tapi ekspor turun


Rabu, 07 November 2018 / 22:34 WIB
Harga CPO September terendah sejak awal 2016, tapi ekspor turun
ILUSTRASI. Panen kelapa sawit


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan daya beli minyak sawit (CPO) oleh negara pengimpor masih menunjukkan pelemahan pada September 2018.

Adapun harga pada periode tersebut tertekan rendah bergerak di kisaran US$ 517.50 – US$ 570 per metrik ton, dengan harga rata-rata US$ 546.90 per metrik ton. Ini merupakan harga terendah yang dibukukan sejak Januari 2016 lalu.

Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI menyampaikan, dengan kombinasi tersebut alhasil ekspor minyak sawit Indonesia termasuk biodiesel dan oleochemical tercatat menurun 3% atau dari 3,3 juta ton di bulan Agustus tergerus menjadi 3,2 juta ton di September.

"Rendahnya harga CPO global tidak menjadi daya magnet yang kuat kepada negara impor pasalnya harga minyak nabati lain juga sedang murah terutama kedelai, rapeseed dan biji bunga matahari. Harga kedelai sendiri jatuh hingga berada pada level terendah sejak tahun 2007," terangnya dalam keterangan resmi' Rabu (7/11)

Eskalasi perang dagang antara China dan AS mempunyai andil yang cukup besar dalam mempengaruhi harga kedelai.

Pasar minyak sawit tidak bergeliat meskipun harga sedang murah. Pasalnya salah satu negara penghasil kedelai terbesar yaitu Argentina juga mengambil tindakan dengan mengurangi pajak ekspor kedelai guna menarik pembeli.

Produksi minyak sawit yang meningkat terutama di Indonesia dan Malaysia memperburuk situasi sehingga stok menumpuk di dalam negeri.

Sepanjang bulan September 2018 produksi diprediksi mencapai 4,41 juta ton atau naiksekitar 8,5% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 4,06 juta ton. Naiknya produksi karena memang pada bulan September sudah mulai memasuki siklus tinggi musim panen tahunan sawit.

Naiknya produksi dan stagnannya ekspor mengakibatkan stok minyak sawit Indonesia meningkat hingga mencapai 4,6 juta ton.

"Harga CPO global terus tertekan karena harga minyak nabati lain yang sedang jatuh khususnya kedelai dan stok minyak sawit yang cukup melimpah di Indonesia dan Malaysia," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×