CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.725   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.414   -5,56   -0,07%
  • KOMPAS100 1.163   -1,38   -0,12%
  • LQ45 846   -2,34   -0,28%
  • ISSI 294   -0,29   -0,10%
  • IDX30 440   -1,80   -0,41%
  • IDXHIDIV20 510   -4,13   -0,80%
  • IDX80 131   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 141   -1,39   -0,98%

Hotel Sambut Nataru 2025/2026 dengan Optimisme, Meski Okupansi Masih Tertekan


Jumat, 21 November 2025 / 19:38 WIB
Hotel Sambut Nataru 2025/2026 dengan Optimisme, Meski Okupansi Masih Tertekan
ILUSTRASI. Suasana receptionis di sebuah hotel di Jakarta, Selasa (9/9/2025). Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), mengungkapkan bahwa aksi demonstrasi yang berlangsung di Jakarta berdampak pada pembatalan reservasi di sejumlah hotel dan restoran, khususnya di kawasan pusat kota. Meski demikian, hotel dan restoran tetap beroperasi normal./KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pelaku industri perhotelan menatap musim Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) dengan lebih optimistis.

Setelah sepanjang tahun bergelut dengan lemahnya daya beli masyarakat dan kebijakan efisiensi belanja pemerintah, momentum liburan diperkirakan dapat mengerek tingkat okupansi hotel nasional.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, mengatakan tingkat okupansi secara historis selalu meningkat pada periode Nataru.

Namun, tren tersebut belum tampak pada November karena masyarakat biasanya melakukan pemesanan kamar menjelang hari libur.

Ia mencatat okupansi pada kuartal III-2025 masih minus sekitar 4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

“Pemicu utamanya masih soal efisiensi pemerintah dan daya beli. Daya beli menjadi faktor utama,” ujar Maulana saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (21/11).

Baca Juga: Ini Strategi Industri Nikel Hadapi Tekanan Stigma 'Dirty Nickel'

Insentif Transportasi Dorong Permintaan

Pemerintah hari ini merilis program diskon tiket untuk moda transportasi darat dan laut, yakni PT KAI, PT PELNI, serta PT ASDP Indonesia Ferry. Sebelumnya, sejak akhir Oktober, insentif serupa sudah diberikan untuk moda transportasi udara.

Dengan periode pelaksanaan yang lebih panjang menuju musim liburan, PHRI menilai kebijakan ini memberi ruang lebih besar bagi masyarakat untuk merencanakan perjalanan.

“Berbeda dengan liburan sekolah pertengahan tahun yang jaraknya terlalu dekat, sehingga pemanfaatannya minim,” imbuh Maulana.

PHRI juga menyoroti perlunya edukasi soal dynamic rate dalam penetapan tarif hotel.

“Masyarakat sering bingung apakah tarif benar-benar diskon atau bukan, karena tidak memahami pola perubahan harga yang mengikuti permintaan,” jelasnya.

Baca Juga: Sarung Tangan Medis Indonesia Diborong Brasil dengan Potensi Transaksi Rp 200 Miliar

Kinerja Pelaku Usaha Masih Tertekan

Beberapa operator hotel mencatat penurunan okupansi menjelang akhir tahun.

PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) mencatat okupansi Eastparc Hotel Yogyakarta turun 3,05% menjadi 93,15% per 21 November 2025, dari sebelumnya 96,20%.

Direktur Pemasaran EAST, Wahyudi Eko Sutoro, menegaskan bahwa tekanan terbesar berasal dari berkurangnya permintaan MICE akibat pembatasan anggaran pemerintah.

PHM Hotels, pengelola jaringan hotel The Haven, The 1O1, 1O1 Urban, 1O1 Style, dan FRii, melaporkan tingkat okupansi sekitar 80% untuk periode Nataru.

Angka tersebut dipengaruhi kondisi ekonomi, kebijakan fiskal pemerintah, serta ketatnya persaingan di segmen midscale dan lifestyle.

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) juga mencatat keterisian hotel yang melambat karena masyarakat lebih selektif dalam pengeluaran hiburan.

Namun, Corporate Communication PJAA, Daniel Windriatmoko, memastikan okupansi mulai bergerak aktif memasuki Desember.

Strategi Menyambut Puncak Liburan

Untuk menangkap potensi permintaan Nataru, pelaku industri menyiapkan berbagai program dan inovasi:

  • PJAA memperkuat integrasi digitalisasi layanan dan program tematik liburan.
  • EAST melakukan pemeliharaan kamar, wahana permainan, serta fasilitas hotel, sekaligus menambah wahana Joyride berupa komedi putar dan bianglala.
  • PHM Hotels memperluas kanal distribusi melalui jaringan B2B, kerja sama regional, serta pengembangan omnichannel Book101.com. Teknologi berbasis AI juga dimanfaatkan untuk mempercepat respons pelanggan dan meningkatkan efisiensi operasional.

Baca Juga: ASWFoods Perluas Pangsa Pasar Biskuit dengan Peluncuran ATB Marie Coconut

Dengan berbagai inisiatif tersebut, PHM Hotels optimistis mempertahankan pertumbuhan dan tetap relevan di pasar domestik maupun internasional.

“Kami melihat tren wisata di Jakarta berpotensi tumbuh signifikan dalam 3–5 tahun ke depan, seiring meningkatnya populasi kelas menengah-atas,” ujar Daniel.

EAST berharap pemerintah mengevaluasi sejumlah kebijakan yang dinilai ikut menekan kinerja industri perhotelan sepanjang 2025.

Pelaku usaha berharap dukungan kebijakan yang lebih propertumbuhan agar industri dapat pulih lebih cepat pada 2026.

Selanjutnya: Bidik Penyaluran KKB hingga Rp 100 Miliar, Bank Permata Kembali Hadir di GJAW 2025

Menarik Dibaca: Hujan Lebat Turun Merata, Ini Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (22/11) di Jabodetabek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×