Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
Di samping itu, ada pula rencana untuk mematok harga gas dari hulu sebesar US$ 4,72 per mmbtu. Tujuannya untuk mendorong minat badan usaha agar tertarik bisa membangun jargas.
Baca Juga: Jurus Geber Proyek Jargas, Gandeng Swasta Hingga Rencana Patok Harga Gas Hulu
“Dengan adanya ini kita bisa mengeroyok target itu. Jadi selain porsinya PGN, nanti KPBU ada, nah kita juga dari ESDM kita harapkan nanti ada anggaran dari APBN yang kita harapkan dari PNBP kita bisa dipakai untuk membangun jaringan gas, sehingga dengan keroyokan itu ramai-ramai targetnya bisa banyak,” kata Arifin.
Program pembangunan jargas sendiri merupakan proyek pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG). Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024, pembangunan jargas termasuk salah satu proyek strategis nasional.
Ini merupakan upaya pemerintah meningkatkan pemanfaatan gas untuk dalam negeri, mengurangi impor LPG sebesar 603.720 ribu ton per tahun, penghematan subsidi LPG sebesar Rp 297,55 miliar per tahun, serta menghemat pengeluaran energi masyarakat Rp 386 miliar per tahun.
Jargas juga diharapkan mengurangi defisit neraca perdagangan migas mencapai Rp 2,64 triliun per tahun.
Mulanya, pemerintah menargetkan target sambungan jargas sebanyak 4 juta SR di tahun 2024. Hanya saja, target ini kemudian direvisi menjadi 2,5 juta SR di 2024 lantaran capaian realisasi jargas yang baru mencapai 800.000-an SR.
Asal tahu, menukil pembertiaan Kompas.tv (12/10), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, realisasi proyek jaringan gas untuk sambungan ke rumah-rumah sejauh ini baru mencapai 835.000 rumah.
Baca Juga: Pengembangan Jargas Hadapi Tantangan Keekonomian dan Konsumsi Minim
Sebanyak 594.000 di antaranya didanai pemerintah, sedang 241.000 lainnya dari Perusahaan Gas Negara (PGN).
“Kan targetnya semula 4 juta rumah, cuma dengan capaian sekitar 800.000, ini target 4 juta pada 2024 sulit tercapai. Jadi dari 835.000 sambungan sekarang diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 2,5 juta pada 2024,” ujarnya dalam konferensi pers usai Rapat Internal di Istana Merdeka, Kamis (12/10) sebagaimana diberitakan Kompas.tv.