kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.161   -18,95   -0,26%
  • KOMPAS100 1.099   -4,14   -0,38%
  • LQ45 870   -5,26   -0,60%
  • ISSI 220   0,76   0,35%
  • IDX30 444   -3,06   -0,68%
  • IDXHIDIV20 537   -1,65   -0,31%
  • IDX80 126   -0,49   -0,39%
  • IDXV30 134   -0,51   -0,37%
  • IDXQ30 148   -0,38   -0,26%

Industri Farmasi Indonesia Bakal Terdampak Pelemahan Rupiah


Selasa, 16 April 2024 / 05:15 WIB
Industri Farmasi Indonesia Bakal Terdampak Pelemahan Rupiah
ILUSTRASI. Pedagang melayani pembelian obat di salah satu toko di Pasar Pramuka, Jakarta, Kamis (8/7/2021). Berdasarkan data dari Asosiasi Pedagang Obat Pasar Pramuka, harga vitamin dan obat di Pasar Pramuka masih stabil bahkan beberapa pedagang memberikan potongan harga. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi memberi dampak signifikan bagi kelangsungan bisnis farmasi di Indonesia.

Berdasarkan pantauan di laman Google Finance, rupiah telah menembus level Rp 16.057 per dollar AS pada Senin (15/4) sore.

Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Elfiano Rizaldi menilai, dampak pelemahan rupiah bagi industri farmasi sangat bergantung dari seberapa lama tren koreksi mata uang tersebut berlangsung.

Jika setelah libur Lebaran atau hingga bulan depan rupiah tidak berhenti melemah, jelas industri farmasi nasional akan terancam.

Baca Juga: Pelemahan Rupiah Akan Berdampak Besar bagi Industri Farmasi

Maklum saja, hampir 90% bahan baku produk farmasi seperti obat-obatan masih harus diimpor dari luar negeri.

Sejauh ini, baru ada belasan item bahan baku farmasi saja yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Itu pun tidak sepenuhnya atau 100% memuat kandungan lokal mengingat kapasitas produksi farmasi nasional masih tergolong kecil.

“Alhasil, bahan baku farmasi di pasar domestik sebenarnya belum tentu lebih murah dibandingkan impor sekalipun kurs rupiah sedang melemah,” ungkap Elfiano, Senin (15/4).

Secara umum, para produsen farmasi dapat menerapkan strategi hedging atau lindung nilai hingga menyesuaikan harga produk jadi di pasar ketika kurs rupiah melemah. Namun balik lagi, implementasi strategi ini bergantung dari seberapa lama pelemahan rupiah berlangsung.

Baca Juga: Industri Pertambangan Terdampak Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS

GP Farmasi juga menyebut, pada dasarnya para pelaku industri farmasi menginginkan kurs rupiah yang bergerak stabil dan tidak mudah volatil.

Dengan begitu, para produsen farmasi dapat lebih mudah dalam membuat rencana bisnis, termasuk menghitung kebutuhan biaya impor bahan baku hingga memproyeksikan pendapatan ekspor produk farmasi.

“Kalau naik-turunnya nilai tukar terlalu cepat ini juga kurang bagus buat kelangsungan usaha, karena biar bagaimanapun ada plus-minusnya ketika rupiah berada di posisi sekarang,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×