kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Ini alasan KCJ beli gerbong bekas dari Jepang


Senin, 04 November 2013 / 18:03 WIB
Ini alasan KCJ beli gerbong bekas dari Jepang
ILUSTRASI. Bus listrik. ANTARA FOTO/Siswowidodo/wsj.


Reporter: Emma Ratna Fury | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Dipilihnya gerbong KRL bekas dari JR East Jepang, oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) tidak lain dikarenakan harganya jauh lebih murah ketimbang membeli gerbong KRL baru.

Menurut Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo, setiap unit gerbong KRL bekas seri 205 oleh JR East Jepang, hanya dihargai Rp 1 miliar. "Satu unit gerbong investasinya Rp 1 miliar, kalau 180 unit gerbong ya Rp 180 miliar," kata Tri di Stasiun Juanda, Senin (1/11).

Investasi tersebut juga sudah termasuk biaya lain-lain. "Investasi satu miliar itu sudah termasuk ongkos kirim, asuransi, dan persiapan kereta itu dioperasikan," tuturnya.

Bandingkan dengan harga gerbong KRL baru seri 205 yang nilainya mencapai Rp12 miliar per unit. Tentu tidak akan ekonomis bagi KCJ. Pasalnya, tarif KRL Jabodetabek yang dipatok oleh KCJ sangat murah dan tidak bisa menutupi biaya investasi untuk pembelian gerbong baru.

Untuk membeli gerbong bekas tersebut, KCJ meminjam dana dari konsorsium bank BUMN. "Ada Mandiri, BRI, dan BNI," katanya.

KCJ menargetkan untuk terus menambah armada KRL-nya setiap tahun. Hal itu dilakukan untuk mendukung program pemerintah yang menargetkan KRL bisa mengangkut 1,2 juta penumpang per hari pada 2019. Sedangkan saat ini pengguna KRL di Jabodetabek baru mencapai 550 ribu penumpang per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×