kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Jurus Medco Energi (MEDC) Memangkas Produksi Gas Metana


Jumat, 23 September 2022 / 06:45 WIB
Ini Jurus Medco Energi (MEDC) Memangkas Produksi Gas Metana


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertama kalinya dalam sejarah, Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Conference of the Parties (COP) menempatkan agenda pemangkasan emisi gas metana dalam komitmen global. 

Pada COP 26 di Glasgow, lebih dari 100 negara berkomitmen untuk memangkas emisi gas metana yang berasal dari sektor energi, agrikultur, aktivitas manusia, dan sumber lainnya hingga 30% pada 2030. 

Indonesia sebagai negara yang tergabung dalam Global Methane Pledge (GMP) berkomitmen meningkatkan metodologi inventarisasi untuk mengukur emisi metana yang salah satunya bersumber dari sektor energi. 

Sebagai salah satu perusahaan energi swasta terbesar di Indonesia, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) langsung bergerak cepat memulai inisiatifnya melalui pembuatan sistem yang akan memonitor setiap pengeluaran gas metana pada aktivitas bisnisnya. 

Baca Juga: Disebut Berminat Beli 10% PI Blok Masela, Begini Kata Medco Energi Internasional

Firman Dharmawan, Senior Manager Corporate Sustainibility & Risk Management Medco Energi mengungkapkan, upaya menurunkan emisi gas metana sangat penting karena produksi emisi ini sangat besar. 

“Sumber gas metana banyak, biasanya di sistem-sistem minyak dan gas misalnya dari proses eksplorasi. Ada juga kemungkinan emisi gas metana dihasilkan dari semua fasilitas,” jelasnya saat ditemui pada acara IPA Convex 2022 di JCC Senayan, Rabu (21/9). 

Firman menegaskan usaha menurunkan emisi gas metana harus dilakukan saat ini, tidak bisa lagi menunggu. Maka itu, langkah awal yang dilakukan Medco Energi adalah melakukan pengukuran melalui sistem yang akan memonitor pengeluaran emisi gas metana. 

“Mula-mula kami harus bisa mengukur dahulu dengan baik, lalu memonitor. Kalau tidak tahu angka pastinya akan sulit untuk menurunkannya,” terangnya. 

Sembari proses tadi berjalan, Medco Energi juga melakukan perbaikan serta menghitung proyeksi berapa sekiranya target penurunan emisi yang bisa dicapai. 

Sejatinya, sudah cukup lama Medco Energi melaksanakan inisiatif  mengurangi emisi gas metana. Sejak 2011 Medco memulai program Gas Kota Tarakan menggunakan associated gas untuk memasok gas dan listrik ke rumah tangga setempat. 

Firman menjelaskan gas suar (flare) yang diproduksi dari aktivitas migas diturunkan tekanannya lalu didistribusikan ke rumah tangga yang diakses ke sistem pemerintah untuk gas kota. 

Melalui program ini, Medco Energi dapat mencapai target pengurangan gas suar sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat dalam bentuk energi yang aman dan terjangkau. 

Hingga tahun 2021 program ini sudah mampu memasok listrik dan gas ke 31.390 rumah tangga atau lebih dari 90% rumah tangga di Pulau Tarakan. Ke depannya, Firman menegaskan, pihaknya akan terus mengembangkan program ini. 

Tidak hanya itu, Medco Energi juga mendorong pengurangan intensitas emisi di aset-aset migasnya. Misalnya saja, di South Natuna Sea Block B yang berlokasi di Tarakan, Blok A Aceh, Medco terus mengoptimalisasikan dan mendigitalisasi kompresor, kontrol turbin, dan kondisi operasi guna mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan efisiensi. 

Strategi ini mulai dijalankan sejak MEDC mengakuisisi aset ini pada 2016. Terbukti selama 2018 hingga 2021 gas rumah kaca (GRK) di South Natuna Sea Block B terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jika diakumulasikan selama 4 tahun, GRK pada South Natuna Sea Block B dapat dikikis hingga 28%. 

Tidak hanya itu, Medco Energi juga telah menerapkan inisiatif di fasilitas liquefied petroleum gas (LPG) di Banyuasin, Sumatra Selatan, untuk mengolah associated gas dari ladang produksi minyak Kaji menjadi kondensat, lean gas, dan LPG. 

Baca Juga: Menteri ESDM: Medco Pertimbangkan Beli 10% PI Shell di Blok Masela

Meski Medco tidak lagi mengoperasikan fasilitas tersebut, manajemen tetap mempertimbangkan seiring dengan strategi perubahan iklim. 

Melansir Laporan Berkelanjutan Medco Energi 2021, manajemen MEDC mencatatkan peningkatan 5% dalam intensitas emisi GRK Cakupan 1 dari operasi minyak dan gas serta peningkatan 10% dalam emisi GRK Cakupan 1 dari operasi ketenagalistrikan di sepanjang tahun lalu. 

Peningkatan intensitas emisi dalam operasi migas disebabkan oleh variasi dalam operasi dan kegiatan lain yang bersifat sementara, seperti intervensi sumur. 

Sedangkan pada bisnis ketenagalistrikan, emisi memang meningkat tetapi intensitas emisi tetap stabil seiring dengan peningkatan kebutuhan listrik karena dibukanya pembatasan mobilitas pandemi Covid-19. 

Pada 2021 manajemen Medco Energi telah menetapkan target yang ambisius untuk pengurangan intensitas emisi dengan tujuan mencapai net zero emission untuk GRK cakupan 1 dan 2 pada 2050 dan cakupan 3 pada 2060. 

Demi mencapai target tersebut, Medco Energi menyusun tiga pilar strategi perubahan iklim yakni pengurangan intensitas emisi, transisi ke energi rendah karbon, dan mengelola risiko fisik perubahan iklim. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×