kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini kata pengamat dan YLKI soal rencana integrasi bisnis internet BUMN


Kamis, 02 September 2021 / 22:30 WIB
Ini kata pengamat dan YLKI soal rencana integrasi bisnis internet BUMN


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pihak menyoroti rencana Kementerian BUMN yang hendak menggabungkan bisnis layanan internet BUMN ataupun anak BUMN. Dalam pemberitaan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berencana menggabungkan bisnis IndiHome yang dikelola PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dengan ICON+ milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Pengamat Teknologi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mendukung rencana tersebut. Sudah semestinya bisnis internet yang tersebar di beberapa perusahaan BUMN dan anak BUMN perlu diintegrasikan. "Pertama agar tidak saling berkompetisi antar BUMN. Kedua agar masing-masing BUMN fokus pada core bisnis masing-masing," ujar dia, Kamis (2/9).

Saat ini pun persaingan bisnis penyedia jasa (provider) internet antara BUMN dan perusahaan swasta sudah cukup kompetitif. Ketika lini bisnis jasa internet termasuk infrastruktur internet BUMN digabung, maka akan memberikan keuntungan tersendiri. Sebab, jaringan internet BUMN akan bertambah baik dari segi kuantitas dan kualitas.

Di sisi lain, Heru menilai rencana penggabungan bisnis layanan internet antar BUMN tidak akan berdampak besar terhadap tarif layanan internet tersebut di pasar. Menurutnya, tarif internet lebih baik dilepas melalui mekanisme kompetisi pasar. "Tarif itu dilepas ke kompetisi saja. Sebab, hal ini akan terkait dengan ketersediaan jaringan, kualitas, bahkan bundling layanan lainnya," imbuhnya.

Baca Juga: Dukung rencana penggabungan bisnis internet BUMN, ini fokus strategi IndiHome

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi juga tidak bisa berkomentar banyak terkait kondisi tarif layanan internet yang timbul ketika penggabungan bisnis jasa internet BUMN terwujud.

Hal yang terpenting diperhatikan adalah para provider internet harus bisa memastikan kualitas koneksi internet yang baik dan stabil. Apalagi, banyak masyarakat yang kini melakukan kegiatannya di rumah seiring adanya pandemi Covid-19. "Perlu dicek lagi regulasi soal harga internet. Tidak bisa pihak provider asal menaik-turunkan harga jasa internetnya," ungkap Tulus, hari ini.

Dia juga berpendapat, integrasi bisnis layanan internet antar BUMN patut dilakukan supaya bisnis tersebut benar-benar dijalankan oleh perusahaan yang jelas bergerak di bidang telekomunikasi. Penggabungan bisnis tersebut juga akan membuat kegiatan usaha BUMN lebih efisien.

"Jadi memang urusan internet biar dikerjakan oleh Telkom saja. PLN biar urus masalah kelistrikan saja. Ini juga berlaku bagi BUMN non telekomunikasi yang ikut berbisnis internet," pungkas Tulus.

Selanjutnya: Di tengah pandemi, Himbara mampu cetak kenaikan laba 18,4% hingga Juni 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×