Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
"Karena dari teknologi itu para QC manager dapat memantau apabila terjadi kendala yang terjadi secara terus-menerus dalam prosesnya sehingga saat itu juga dapat bertindak dibandingkan yang masih manual kan tidak mungkin QC manager harus mendatangi satu per satu meja untuk melakukan kontrol jadi baru bisa diketahui saat jam kerja berakhir dan melakukan aksi keesokan harinya," paparnya.
Lebih jauh, bisnis B2B ZAM tidak hanya menawarkan layanan tersebut. Namun, ketiga layanan tersebut menjadi mayoritas permintaan kliennya. Sedangkan, klien dari korporasi besar disebutnya problem dari sisi marketing. Hal tersebut menurutnya korporasi besar cenderung fokus pada produksi.
Baca Juga: Sritex (SRIL) percepat pelunasan surat utang senior yang jatuh tempo 2021
Adapun salah satu klien dari korporasi besar dari Sritex Group. Selain itu, saat ini disebutkan sedang dalam tahap pembicaraan dengan PT Pan Brothers Tbk untuk adopsi teknologi ZAM.
Gungun Rachgunadi, Co-founder dan Manager Garment PT Sigma Global Texindo yang merupakan salah satu klien ZAM mengakui bahwa dengan adanya bantuan Zilingo Mall pihaknya terbantu dalam pengembangan bisnisnya.
Ia bercerita awal mula berdiri pada 2016 lalu pendapatan per bulan sekitar Rp 500 juta. "Namun, sejak kami mengadopsi teknologi Zilingo kami dapat bertumbuh pesat dengan omzet per bulan saat ini mencapai sekitar Rp 6 miliar," ungkapnya.
Jadi, masih mau melakukan produksi manual?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News