Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kosmetik dan perawatan tubuh PT Martina Berto Tbk (MBTO), pemilik brand Sariayu, optimistis menghadapi tahun depan. Perusahaan menargetkan pertumbuhan kinerja sebesar 15%–20% pada 2026 dibandingkan tahun ini.
Direktur Utama MBTO, Bryan David Emil Tilaar, mengatakan target tersebut sejalan dengan prospek cerah industri kosmetik, baik di dalam negeri maupun global.
Menurutnya, tren pertumbuhan tahunan industri kecantikan di dunia masih stabil di atas 5%, dan di 2026 bahkan diperkirakan meningkat hingga 7% menurut laporan Euromonitor.
“Bisnis kecantikan memiliki prospek luar biasa dan kami sangat antusias. MBTO menargetkan pertumbuhan 15%–20% di tahun depan,” ujar Bryan kepada KONTAN, Selasa (11/11).
Baca Juga: Begini Strategi Martina Berto (MBTO) Hadapi Sisa Tahun 2025
Untuk mencapai target tersebut, MBTO menyiapkan sejumlah strategi, mulai dari memperkuat ekuitas merek dan hubungan dengan pelanggan, hingga meningkatkan efisiensi di berbagai lini bisnis seperti keuangan, rantai pasok, manufaktur, dan pemasaran.
Selain fokus pada produk utama, MBTO juga akan memperbesar bisnis maklon kosmetik melalui anak usaha PT Cedefindo. Bryan menilai segmen maklon berpotensi tumbuh pesat seiring meningkatnya jumlah pemain baru di industri kosmetik lokal.
“Kami juga terus agresif memperkuat kanal digital, baik melalui marketplace maupun platform *Martha Tilaar Shop*,” tambahnya.
Meski prospek 2025 terlihat menjanjikan, Bryan mengakui bahwa kinerja tahun ini belum sepenuhnya sesuai harapan. Hingga akhir 2025, MBTO memperkirakan realisasi penjualan hanya mencapai sekitar 90% dari target Rp 500 miliar akibat lemahnya daya beli masyarakat di kuartal keempat.
“Capaian 90% memang belum optimal, tapi masih tergolong baik. Daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih, meski pemerintah sudah berupaya mendorongnya,” ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan, hingga kuartal III-2025 MBTO mencatat penjualan Rp 294,32 miliar, turun 9,97% dari Rp 326,93 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Martina Berto (MBTO) Tetap Optimis Targetkan Kenaikan Pendapatan 10% di 2025
Penurunan penjualan tersebut membuat perusahaan membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 18,82 miliar, berbalik dari laba bersih Rp 802,77 juta pada 2024.
Dengan strategi efisiensi dan diversifikasi bisnis yang tengah dijalankan, MBTO berharap kinerja keuangan dapat kembali tumbuh positif pada 2025 di tengah tren naiknya industri kecantikan nasional.
Selanjutnya: ICDX Proyeksikan Volume Perdagangan Emas Digital Sentuh 25 Juta Gram pada 2025
Menarik Dibaca: Harga Jual Emas Anting Sebelah, Apakah Nilainya Turun Drastis?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













