Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Energy Management Indonesia akan menggelontorkan investasi sebesar Rp 1,75 triliun untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 50 megawatt (MW) di beberapa daerah hingga 2018 mendatang.
Perusahaan pelat merah ini siap untuk mengikuti tender pembangunan PLTS yang akan digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang akan digelar di 2015.
Aris Yunanto, Pelaksana Tugas Sementara Direktur Energy Management Indonesia mengatakan, dalam tahap awal, pihaknya menargetkan pembangunan PLTS berkapasitas 10 MW di Bangka Belitung pada tahun depan. "Kami perkirakan investasinya sekitar Rp 350 miliar," kata dia kepada KONTAN usai menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Mantra Solar System Inc di kantornya, Rabu (10/9).
Sebagian besar dari jumlah investasi itu dibutuhkan untuk pembelian modul surya dari Mantra Solar. Menurut Aris, sekarang ini kebutuhan modul surya masih belum terpenuhi dari dalam negeri, karena itu pihaknya melakukan kerja sama pengadaan barang dengan perusahaan asal Kanada tersebut.
Aris bilang, selain kerja sama pembelian, pihaknya juga akan mengajak Mantra Solar untuk berkongsi membangun pabrik modul surya. "Kami akan melihat keberhasilan di tahapan awal pembangunan PLTS sebesar 10 MW, kami pun ingin melanjutkan kerjasama agar memiliki pabrik sendiri, sehingga produk panel surya bisa diperoleh dari dalam negeri," ujar dia.
Sayangnya, perusahaan pelat merah ini belum bersedia menyebutkan besaran investasi untuk berbisnis di pengadaan panel surya tersebut. Menurut Aris, rencana ekspansi usaha tersebut bisa dengan membangun pabrik baru ataupun dengan mengakuisisi pabrik yang beroperasi sekaligus mengembangkan kapasitas produksinya.
Dia mengatakan, dengan kepemilikan pabrik panel surya sendiri, Energy Management optimistis mampu memenangkan tender pembangunan PLTS Fotovoltaik. "Kami harapkan bisa membangun di Bangka Belitung pada 2015, selanjutnya kami memperluas cakupannya hingga ke Kalimantan dan wilayah timur Indonesia," imbuhnya.
Pada tahun ini, Enegy Management belum menggelontorkan investasi, karena masih masih program penyehatan oleh PT PPA (Persero).
Aris menambahkan, selama ini pihaknya hanya menggelar proyek kerja sama berupa layanan jasa seperti perbaikan tata lampu di Bandara Soekarno Hatta milik PT Angkasa Pura, serta ke BUMN lain misalnya PT Pertamina, PT PLN, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. "Tapi, dalam tiga tahun ke depan kami akan mulai mengeluarkan investasi lagi di PLTS hingga 50 MW, dengan investasi sekitar Rp 1,75 triliun," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News