kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembangkan teknologi pertahanan, Hariff DTE Investasi Rp 100 miliar


Senin, 26 Agustus 2019 / 15:01 WIB
Kembangkan teknologi pertahanan, Hariff DTE Investasi Rp 100 miliar


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -BANDUNG. Perusahaan yang bergerak sektor teknologi telekomunasi, PT Hariff Daya Tunggal Engineering mengembangkan produk pertahanan melalui Jaringan Aman Mandiri (JAM).

Produk teknologi canggih ini bernama Battlefield Management System (BMS). Direktur Utama PT Hariff DTE, Budi Permana menyampaikan untuk mengembangkan produk komunikasi tersebut mereka sudah berinvestasi sebesar Rp 100 miliar.

Baca Juga: BNI, Pindad, dan Dirgantara Indonesia Sediakan Air Bersih dan Aksi Bedah Ruma

Ia menjelaskan hal ini sejalan dengan rencana pemerintah menyelenggarakan jaringan telekomunikasi khusus yang aman dan mandiri. Program yang dicanangkan pemerintah ini tentu mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan lantaran rentannya penggunaan jaringan publik oleh lembaga-lembaga negara dalam berkomunikasi.

Lebih lanjut, jaringan ini bakal terpisah dengan jaringan publik sehingga memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Sayangnya, penyelenggaraan jaringan aman mandiri ini memerlukan kesiapan produk-produk teknologi nasional yang dibuat di dalam negeri oleh anak bangsa untuk memastikan jaringan aman dari kemungkinan penyadapan.

Nah dari situ, PT Hariff Daya Tunggal Engineering yang memang bergerak dalam bidangnya mengembangkan produk telekomunikasi tersebut.

Mereka mengembangkan Jaringan Aman Mandiri yang disebut dengan Jaringan MerahPutih, jaringan ini merupakan jaringan telekomunikasi menggunakan pita lebar, dengan teknologi protocol dan enkripsi khusus yang digawangi tenaga tenaga lokal yang sudah diuji dan disertifikasi.

Baca Juga: Pindad bidik Asean dan Asia Selatan untuk pasarkan produk Tank Harimau

Jaringan Merah Putih ini digunakan untuk kepentingan khusus, dirancang, dikembangkan dan dioperasikan secara khusus dan terpadu untuk kepentingan negara dengan tingkat keamanan dan kehandalan tinggi karena didukung oleh perangkat yang aman dengan menggunakan software, hardware dan brainware yang diproduksi sendiri. "Sehingga terbebas dari kemungkinan terjadinya kebocoran informasi," tambahnya.

Aplikasi Jaringan MerahPutih memiliki beberapa manfaat sebagai satu-satunya gateway untuk sumber informasi yang terpercaya, kemudian membantu menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, penguatan kemandirian ketahanan dan pertahanan serta keamanan cyber, serta penguatan kesiagaan menghadapi bencana.

Selain itu beberapa manfaat lain sebagai transformasi digital pada proses bisnis inti, bukan hanya sebagai pendukung administrative dan penghubung kantor saja dan sebagau enabler platform anti-korupsi pada seluruh aplikasi e-government.

Dengan melihat besarnya manfaat yang diperoleh dari penyelenggaraan jaringan aman mandiri, sambungnya, maka sudah waktunya Pemerintah segera merealisasikan rencana tersebut. Ia bilang, begitu program jaringan aman mandiri dijalankan, berbagai persoalan terkait keamanan digital yang sekarang ini terjadi bisa terselesaikan.

Budi menilai rencana pemerintah untuk membangun jaringan telekomunikasi nasional yang aman dan mandiri sangat mungkin untuk diwujudkan. "Dengan bersumber pada SDM lokal, hardware buatan lokal serta software karya anak-anak bangsa, akan memutus mata rantai ketergantungan terhadap produk teknologi pihak asing, yang sangat rawanpenyadapan,” paparnya, Senin (26/8).

Ia mencontohkan berbagai negara yang sudah menyiapkan diri untuk menyediakan platform teknologi yang terpisah untuk menjaga kedaulatan negaranya masing-masing seperti Inggris.

Baca Juga: Untuk ke-12 kalinya, TNI AD jadi juara umum lombak tembak AASAM 2019

"Mereka memproteksi system telekomunikasi dan informasi (hardware, software dan infrastruktur) terutama bagi jaringan yang digunakan lembaga pemerintahan. Lalu Singapura dengan menguatkan upaya pengaman untuk sistem dan jaringan pemerintahan, serta Jepang yang memiliki strategi pengamanan cyber dan informasi tidak hanya di level pemerintahan pusat namun juga dari pemerintahan lokal dan daerah," jelasnya.

Sebagai informasi, PT Hariff Daya Tunggal Engineering PT Hariff bergerak di bidang electronic engineering, hardware dan software untuk industri dan produk system pertahanan, teknologi telekomunikasi dan system energy. Perusahaan mengklaim pabrik yang berlokasi di Bandung ini mampu memproduksi lebih dari 100 unit BMS per tahun.

Secara terpisah, Marsda TNI Rus Nurhadi Sutedjo, Deputi VII Bidang Koordinasi Komunikasi, Infromasi dan Aparatur, Kementerian Politik Hukum dan Keamanan menambahkan produk dari dalam negeri seperti milik PT Harrif bisa menjadi salah satu solusi dalam menyelenggarakan jaringan telekomunikasi khusus yang aman dan mandiri. Sayangnya hingga saat ini belum ada payung hukum khusus terkait hal tersebut.

"(Target peraturan) belum ada, tapi istilahnya kita mau brainstorming dulu sejauh apa kita akan menentukan langkah-langkah ke depan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×