Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendapat jatah anggaran sebesar Rp 2,50 triliun pada tahun 2026. Angka ini turun tipis 1,57% dibandingkan pagu anggaran 2025 yang mencapai Rp 2,54 triliun.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, penurunan alokasi anggaran tersebut menjadi tantangan tersendiri di tengah upaya menjaga keberlanjutan pembangunan sektor industri. Meski demikian, ia menekankan bahwa Kemenperin tetap berkomitmen memperkuat peran manufaktur sebagai penopang utama ekonomi nasional.
“Tentu fluktuasi ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi kami, tapi kami akan terus berupaya menjaga keberlanjutan pembangunan sektor industri,” kata Agus dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Agus menjelaskan, meskipun lebih rendah dari tahun sebelumnya, pagu anggaran 2026 naik signifikan dibandingkan pagu indikatif yang hanya Rp 1,93 triliun. Kenaikan sebesar Rp 564,92 miliar itu diharapkan mampu menopang 222 kegiatan prioritas Kemenperin pada tahun mendatang.
Baca Juga: Kemenperin Ajukan Tambahan Anggaran Rp1,46 Triliun, Ini Rinciannya
Adapun sumber anggaran Kemenperin pada 2026 berasal dari rupiah murni sebesar Rp 2,09 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 69,9 miliar, serta Badan Layanan Umum (BLU) Rp 342,4 miliar.
Dari sisi fungsi, alokasi tersebut dibagi menjadi dua kategori besar: anggaran pendidikan senilai Rp 685,9 miliar yang difokuskan pada pengembangan SDM industri, serta anggaran ekonomi Rp1,82 triliun untuk mendukung percepatan pertumbuhan dan daya saing sektor manufaktur.
Penggunaan anggaran 2026 akan diarahkan pada tiga komponen utama, yakni belanja pegawai Rp 1,08 triliun, belanja operasional Rp 373,5 miliar, serta belanja nonoperasional Rp 1,05 triliun. Belanja nonoperasional terdiri dari Rp 385,7 miliar untuk belanja reguler dan Rp 661,6 miliar untuk belanja prioritas nasional.
Sejumlah program strategis akan menjadi fokus Kemenperin. Di antaranya penguatan industri kecil menengah (IKM) sebagai rantai pasok dengan dukungan Rp 144,9 miliar, program hilirisasi sumber daya alam dan pengembangan industri prioritas Rp 136,1 miliar, serta akselerasi ekspor produk dan jasa industri Rp 127,2 miliar.
Baca Juga: Kemenperin Beberkan Kinerja Gemilang Industri Mamin, Ekspor Tembus ke Afrika
Selain itu, anggaran juga dialokasikan untuk peningkatan produktivitas industri melalui restrukturisasi mesin dan penerapan teknologi senilai Rp 100,7 miliar, pembangunan SDM industri melalui pendidikan dan pelatihan vokasi sebesar Rp99,9 miliar, serta program akselerasi industri hijau senilai Rp18,8 miliar.
Kemenperin juga menyiapkan dukungan Rp28,6 miliar untuk peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan pengembangan industri halal, serta Rp 5,4 miliar untuk program aglomerasi industri melalui pengembangan kawasan dan rantai pasok.
Agus menegaskan bahwa berbagai program tersebut diarahkan untuk memperkuat fondasi sektor manufaktur, agar tetap mampu menopang pertumbuhan ekonomi dan menjaga daya saing Indonesia di tengah ketatnya kompetisi global.
Baca Juga: Kemenperin Targetkan Kontribusi Manufaktur 18,66% ke PDB di 2026
Selanjutnya: Japfa (JPFA) Serap Capex Rp 930 Miliar per Semester I-2025, Ini Kegunaannya
Menarik Dibaca: KLB Campak di Sumenep, Menkes Sebut Campak Lebih Menular daripada COVID-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News