kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Ketegangan Global Uji Ketahanan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan Indonesia


Selasa, 01 Juli 2025 / 20:26 WIB
Ketegangan Global Uji Ketahanan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan Indonesia
ILUSTRASI. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menegaskan komitmennya dalam mendorong pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketegangan geopolitik global, terutama konflik di Timur Tengah dan perang dagang, kini menjadi tantangan serius bagi keberlanjutan pembangunan infrastruktur nasional.

Selain menekan nilai tukar rupiah dan harga komoditas, situasi ini turut meningkatkan risiko pembiayaan infrastruktur di dalam negeri.

Baca Juga: Ada 10.068 Lokasi di Indonesia Belum Teraliri Listrik,Butuh Investasi Rp 50,1 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita edisi Juni 2025 (17/6), menyampaikan bahwa Indonesia kini menghadapi kombinasi risiko global: inflasi tinggi di tengah perlambatan ekonomi dunia.

“Pelemahan ekonomi global memengaruhi permintaan ekspor Indonesia. Kenaikan harga komoditas lebih disebabkan oleh disrupsi, bukan keseimbangan supply-demand,” jelas Sri Mulyani.

Energi Global Tak Stabil, Cost of Capital Naik

Dampak paling nyata dirasakan pada sektor energi dan keuangan. Chief Investment Officer PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) M. Ramadhan Harahap (Idhan) menyebut, konflik Timur Tengah mendorong lonjakan harga minyak dunia dan menciptakan volatilitas tinggi pada sektor pembiayaan.

Baca Juga: Deloitte: Infrastruktur Berbasis AI Bisa Pangkas Kerugian Bencana Alam hingga 15%

“Kondisi ini menaikkan cost of capital terutama bagi proyek infrastruktur yang bergantung pada bahan bakar fosil atau peralatan impor,” ujar Idhan dalam keterangannya, Selasa (1/7).

IIF menilai, situasi ini justru menjadi momentum untuk mempercepat transisi menuju infrastruktur berkelanjutan yang tangguh dan adaptif terhadap dinamika global.

“Lonjakan harga energi global justru memperkuat daya tarik proyek energi terbarukan seperti PLTS, panas bumi, dan biogas,” imbuhnya.

Langkah percepatan transisi energi juga digaungkan pemerintah. Salah satunya melalui peresmian proyek hilirisasi Battery Energy Storage System (BESS) di Karawang, Jumat (29/6).

Presiden Prabowo Subianto menyatakan target kemandirian energi Indonesia bisa dicapai dalam 5–6 tahun.

Proyek pabrik baterai untuk kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi surya dinilai krusial untuk menunjang transformasi tersebut.

Baca Juga: IIF Tegaskan Komitmen ESG di ICI 2025, Dorong Infrastruktur Berkelanjutan

IIF sendiri telah membiayai berbagai proyek infrastruktur yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), serta menyediakan layanan ESG Advisory untuk memastikan proyek tidak hanya layak secara ekonomi, tapi juga tangguh terhadap tekanan lingkungan dan sosial.

“Kami merancang struktur pembiayaan yang adaptif terhadap risiko global, baik keuangan, lingkungan, maupun tata kelola,” jelas Idhan.

Sebagai penutup, Idhan menegaskan bahwa IIF berkomitmen menjembatani kebutuhan pembangunan nasional dengan realitas global yang berubah cepat, melalui sinergi bersama mitra multilateral dan investor berorientasi ESG.

“Tantangan geopolitik ini bukan alasan untuk mundur. Justru menjadi pengingat bahwa infrastruktur masa depan harus lebih kuat, hijau, dan mandiri,” tegasnya.

Selanjutnya: PMI Manufaktur Kembali Merosot pada Juni 2025, HIMKI Beberkan Penyebabnya

Menarik Dibaca: 5 Cara Memperbaiki Tekstur Kulit agar Kembali Mulus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×