Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Adapun, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan kendaraan bermotor di Indonesia sampai September 2025 mengalami penurunan 11,28%.
“Keberhasilan perseroan meraih kinerja solid di situasi sulit ini terjadi berkat strategi diversifikasi produk serta efisiensi di lini manufaktur yang turut memperkuat profitabilitas,” kata Irianto.
Mengenai diversifikasi produk, DRMA terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik sebagai rencana strategis dalam diversifikasi produk-produk Dharma Group.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Perang Diskon Mobil Kian Panas tapi Margin Makin Tipis
DRMA pun telah mengembangkan unit bisnis Dharma Connect (DC) sebagai ekosistem komponen kendaraan listrik kolaboratif.
Selain itu, DRMA masuk ke after market dengan mengembangkan produk Aki Lithium 12V, 6Ah. Tidak hanya komponen otomotif, DRMA juga telah mengembangkan Battery Energy Storage System (BESS) sebagai salah satu diversifikasi bisnis.
Dari sisi efisiensi, penerapan teknologi otomatisasi di beberapa fasilitas produksi DRMA telah berbuah pada peningkatan produktivitas dan kualitas produk.
"Sementara pengendalian rantai pasok yang lebih baik mampu membantu menjaga stabilitas usaha saat industri otomotif mengalami tekanan," ujar Irianto.
Baca Juga: Pengamat: Program Mobil Nasional Perlu Sentuh Kebutuhan Transportasi Rakyat
Selain AUTO dan DRMA, BOLT juga bisa mencapai pertumbuhan kinerja, bahkan dengan level dobel digit. Penjualan BOLT naik 13,63% (yoy) dari Rp 1,10 triliun menjadi Rp 1,25 triliun.
Sedangkan laba bersih BOLT melonjak 63,08% (yoy) dari Rp 66,07 miliar menjadi Rp 107,75 miliar.
Selanjutnya: Airlangga: RI Upayakan Tarif Impor ke AS Jadi 0 Persen untuk Sawit dan Kakao
Menarik Dibaca: Hasil Hylo Open 2025: Fajar/Fikri Melaju Mulus ke 16 Besar, Menuju Final Keempat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












