kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Keuangan TINS di Semester I 2022 Tertolong Kenaikan harga Jual Logam Timah


Jumat, 02 September 2022 / 13:32 WIB
Kinerja Keuangan TINS di Semester I 2022 Tertolong Kenaikan harga Jual Logam Timah
Tambang PT Timah di Sungailiat, Bangka. Kinerja Keuangan TINS di Semester I 2022 Tertolong Kenaikan harga Jual Logam Timah.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan penurunan volume produksi dan penjualan logam timah di semester I 2022. Kendati begitu, kinerja TINS di paruh pertama tahun ini tertolong harga rerata logam timah yang naik signifikan hingga 48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Melansir laporan yang disampaikan di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Timah mencatatkan produksi bijih timah pada semester I 2022 sebesar 9.901 ton atau turun 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu  11.457 ton.

Dari jumlah tersebut 39% atau 3.829 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 61% atau 6.072 ton berasal dari penambangan laut. 

Selain itu, TINS juga mencatatkan penurunan pada produksi logam timah sebesar 26% menjadi 8.805 Mton dari yang sebelumnya 11.915 Mton di semester I 2021. Adapun penjualan logam timah hingga Juni 2022 turun 21% menjadi 9.942 Mton dari yang sebelumnya 12.523 Mton. 

Baca Juga: Laba Bersih Timah (TINS) Melonjak 301% di Semester I-2022, Ini Penyebabnya

Kendati volume penjualan turun, harga jual rerata logam timah pada semester I 2022 sebesar US$ 41.110 per Mton atau naik signifikan 48% dibandingkan semester I 2021 yang sebesar US$  27.858 per Mton.

Seirama dengan kenaikan harga jual rata-rata logam timah, TINS membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. 

Pada semester I 2022, pendapatan Timah tumbuh 27% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 7,47 triliun dari yang sebelumnya Rp 5,87 triliun.

Di periode ini segmen pertambangan timah berkontribusi paling dominan ke pendapatan senilai Rp 8,09 triliun, diikuti segmen industri Rp 1,04 triliun, kemudian segmen pertambangan batubara Rp 306,41 miliar, segmen konstruksi Rp 131,35 miliar, dan lainnya Rp 214,53 miliar.

Adapun total pendapatan dari berbagai segmen ini dikurangi eliminasi senilai Rp 2,31 triliun. 

Baca Juga: Harga Timah Melesat, Laba Bersih Timah (TINS) Melejit di Semester I 2022

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, TINS mencatatkan laba operasi tumbuh hingga 127% secara tahunan menjadi Rp 1,42 triliun dari yang sebelumnya Rp 630 miliar di semester I 2021. Dengan ini laba bersih Timah melejit hingga 301% secara tahunan menjadi Rp 1,08 triliun dari yang sebelumnya Rp 270 miliar. 

Di sisa tahun ini, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah, Fina Eliani mengatakan untuk menjaga pertumbuhan kinerja, TINS memacu kinerja anak usaha. 

“Kontribusi anak usaha segmen non-pertimahan di 2022 diperkirakan meningkat menjadi 28% terhadap laba bersih konsolidasian Perusahaan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (1/9). 

Posisi nilai aset Timah sampai dengan Juni 2022 sebesar Rp 14,4 triliun atau turun 2% dibandingkan Desember 2021 sebesar Rp 14,7 triliun. 

Kepala Divisi Akuntansi Timah, Dian Syafitri menjelaskan aset lancar pada kuartal II 2022 menurun 5% menjadi Rp 7,05 triliun dari yang sebelumnya di Desember 202 senilai Rp 7,42 triliun. 

Baca Juga: Berlomba-lomba Bidik Potensi Bisnis Nuklir di Indonesia

“Penurunan jumlah aset lancar dikarenakan turunnya nilai piutang usaha dan pajak lainnya,” jelasnya. 

Di sisi lain, aset tidak lancar TINS pada kuartal II 2022 naik 1% menjadi Rp 7,32 triliun dibandingkan 31 Desember 2021 yang senilai Rp 7,24 triliun karena turunnya nilai piutang usaha dan pajak lainnya. 

Posisi liabilitas Timah sampai Juni 2022 sebesar Rp 7,3 triliun atau turun 13% dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp 8,4 triliun. 

Dian menjelaskan penurunan liabilitas utamanya disebabkan pelunasan pinjaman bank jangka pendek dan liabilitas supplier financing. 

Sedangkan posisi ekuitas naik 12% menjadi Rp 7,1 triliun dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp 6,3 triliun. Dian memaparkan, kenaikan ini karena TINS membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 1,08 triliun dan penghasilan komprehensif lainnya senilai Rp 117,17 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×