Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah melalui dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi yakni PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mulai mengambil langkah untuk pengembangan ekosistem kendaraan berbasis hidrogen.
Terbaru, PLN telah meresmikan fasilitas HRS pertama di Indonesia yang berlokasi di Senayan, Jakarta pada Rabu (21/2).
Peneliti BRIN Eniya Listiani Dewi menjelaskan, kehadiran fasilitas HRS milik PLN akan menjadi proyek percontohan sekaligus edukasi untuk masyarakat.
"Rencana komersialisasi di 2027. Jadi uji cobanya selama 3 tahun sekaligus kita ingin melihat kelancaran transportasi hidrogen dari Muara Karang ke sini (HRS) Senayan," kata Eniya, Rabu (21/2).
Baca Juga: Dirut PLN: Biaya Operasional Mobil Hidrogen Lebih Murah Ketimbang BBM
Eniya menambahkan, pada Agustus tahun ini ditargetkan penggunaan hidrogen untuk kendaraan bus dapat segera dilakukan.
"Dewan Energi Nasional (DEN) mengusulkan pada 2035 ada 245.000 unit truk. Kami sedang berdiskusi ke DEN, misalnya tak hanya truk, tapi juga bus, mungkin ke kapal juga," sambung Eniya.
Eniya menambahkan, pihaknya juga menargetkan biaya hidrogen dapat terus ditekan dimana pada 2030 mendatang harganya lebih murah meskipun harga pengisian saat ini sudah tergolong murah yakni Rp 270 per km. Menurutnya, saat ini kebutuhan modal untuk investasi yang terbilang masih cukup mahal.
Di sisi lain, tantangan pengembangan saat ini terletak pada harga unit kendaraan hidrogen yang masih mahal.
"Capex mobil (fuel cell hydrogen) sekarang itu rata-rata Rp 900 juta sampai Rp 1 miliar. Mau ditekan hingga separuhnya, agar lebih terjangkau. Hidrogennya juga sudah lebih murah," sambung Eniya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News