kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -1.000   -0,07%
  • USD/IDR 15.935   10,00   0,06%
  • IDX 7.327   130,75   1,82%
  • KOMPAS100 1.120   21,42   1,95%
  • LQ45 884   14,25   1,64%
  • ISSI 223   3,07   1,39%
  • IDX30 452   7,34   1,65%
  • IDXHIDIV20 542   7,51   1,40%
  • IDX80 128   2,15   1,70%
  • IDXV30 131   2,15   1,67%
  • IDXQ30 150   2,26   1,53%

Kompetisi pasar mobil listrik di Tanah Air bakal makin ramai


Kamis, 26 November 2020 / 22:15 WIB
Kompetisi pasar mobil listrik di Tanah Air bakal makin ramai


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kompetisi di segmen mobil listrik bakal semakin ketat, di tengah Agen Pemegang Merek (APM) mobil mulai sering memperkenalkan line up barunya di kendaraan elektrik tersebut. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan dan tren kendaraan ramah lingkungan di masa depan.

Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai keputusan APM memperkenalkan line up mobil listrik tentu disertai perhitungan yang matang. "Tinggal menunggu respon pasarnya ke depan bagaimana, antusias atau tidak, tentu kalau antusias bukan tidak mungkin APM akan agresif lagi menambah produk baru," katanya kepada Kontan, Kamis (26/11).

Saat ini sebagian besar APM menurut Kukuh sudah meluncurkan line up mobil listrik baik hybrid ataupun full EV di tanah air. Konsumen akan mempertimbangkan bermacam untuk memutuskan membeli mobil listrik, biasanya terkait harga, fitur yang tersedia serta apakah pengisian daya baterai bisa lebih cepat dan efisien.

Baca Juga: Harga mobil bekas Toyota Yaris sudah murah, varian tahun segini mulai Rp 70 juta

Sebab kata Kukuh, kendala pengisian daya masih jadi isu utama, apalagi infrastruktur pengisian belum merata di setiap daerah. Tak ketinggalan soal harga unit yang terbilang cukup mahal, karena minimal kata Kukuh mobil listrik di Indonesia dibanderol di atas Rp 600 jutaan.

Soal harga, Gaikindo memang sempat menyinggung bahwa kedatangan mobil listrik ke Indonesia masih dalam level yang mahal, di tengah mayoritas daya beli masyarakat terhadap mobil masih di bawah kisaran Rp 250 juta per unit. "Karakter konsumennya (mobil listrik) pasti membelinya sebagai mobil kedua atau ketiga, jadi bukan mobil pertama. Dengan tingkat ekonomi menengah ke atas keputusan membeli mobil antara lain bisa dalam rangka mencoba atau peduli terhadap isu lingkungan," terang Kukuh.

Walau banyaknya line up diperkenalkan, tak serta merta memperlebar pangsa pasar segmen elektrik ini. Kukuh bilang, berkaca pada Australia misalnya yang pasar mobilnya sudah mencapai 1 juta unit lebih per tahun, pangsa pasar mobil listrik masih terbilang kecil sekitar 10% nya, padahal GDP negara tersebut terbilang besar.

Hal senada juga diungkapkan Bebin Djuana, Pengamat Otomotif bahwa tak seinstan itu pangsa pasar mobil listrik bakal naik. Namun demikian pasar mobil listrik ke depannya bakal tetap menarik di tengah ramainya APM yang memunculkan line up kendaraan listriknya. "Dengan hampir semua merek sudah punya mobil listriknya, tergantung jenis apa nanti yang akan dibawa ke Indonesia. Konsumen akan menimbang dari sisi harga, pengisian daya dan teknologi lainnya," ungkap Bebin kepada Kontan, Kamis (26/11).

Siapa yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen, dan terus approaching pasar akan dapat mencuri perhatian pelanggan dengan produk yang dipunyainya. Bebin memberikan catatan, memang tidak gampang transisi dari mobil dengan sistem pembakaran ke listrik untuk itu APM perlu mengukur pasarnya terlebih dahulu.

Baca Juga: BMW Astra kembali hadirkan Gelaran Joyfest 2020

Sementara itu, Toyota Astra Motor (TAM) baru saja menghadirkan Toyota Lexus UX 300e yang merupakan mobil full EV dengan harga kisaran Rp 1,2 miliar per unitnya. Henry Tanoto, Vice President TAM mengatakan motivasi utama perseroan memperkenalkan kendaraan tersebut ialah dalam rangka menyiapkan teknologi elektrifikasi yang lengkap untuk Indonesia baik hybrid electric vehicle (HEV), plug-in hybrid (PHEV) dan full EV.

Agar masyarakat bisa memilih teknologi mana yang sesuai dengan kebutuhannya. TAM sendiri kata Henry, mulai elektrifikasi di tahun 2009 dari hybrid. "Secara step by step sejalan dengan berkembangnya kebutuhan dan kesiapan apalagi dengan support positif pemerintah untuk mengakselerasi elektrifikasi, jadi kami di TAM juga expand ke teknologi lainnya dengan menghadirkan PHEV dan BEV," terang Henry kepada Kontan, Kamis (26/11).

Untuk HEV karena dinilai paling practical maka saat TAM sudah siapkan banyak model baik dari brand Toyota maupun Lexus. "Sementara untuk full electric, kenapa jenis premium yang diperkenalkan, ya karena saat ini segmen ini paling siap untuk utilisasi teknologi ini karena harga yang relatif tinggi dan mereka bisa mengkombinasikan penggunaannya dengan kendaraan lain yang mereka miliki," sebut Henry.

Untuk prospek sendiri, APM mengakui, karena pemerintah juga memberikan berbagai dukungan, masyarakatnya sudah lebih siap, dan semua stakeholder juga bertujuan untuk menyukseskan tujuan positif kita ini terkait elektrifikasi, sehingga prospeknya dipandang positif.

Belum lama ini PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) juga telah melakukan peluncuran dua mobil listriknya, yakni Hyundai Ioniq EV dan Hyundai Kona EV. APM asal Korea Selatan itu turut meramaikan kompetisi mobil listrik nasional.

Menurut manajemen sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai memperkenalkan kendaraan listriknya. "Pemerintah juga berkomitmen mempercepat elektrifikasi, maka kami tidak perlu menunggu lagi buat launching," sebut Makmur, Managing Director HMID saat peluncuran belum lama ini.

Selain itu ia mengatakan peluncuran kedua mobil listrik secara virtual ini menjadi komitmen Hyundai dalam mempercepat elektrifikasi kendaraan bermotor di Indonesia, seperti yang tertuang dalam Perpres 55 Tahun 2019.

Baca Juga: Ini alasan Lexus luncurkan kendaraan full-listrik lewat Lexus UX300e

Adapun detil harga Ioniq EV dibanderol Rp 624,8 juta (Prime) dan Rp 664,8 juta (Signature). Sementara itu, Kona EV dibanderol Rp 674,8 juta, dimana kedua model ini ditawarkan dalam empat pilihan warna.

Bicara target pasar, menurut Makmur, APM tak membatasi segmen pelanggan mobil listrik ini. Namun perusahaan tak menampik bahwa kedua line up baru ini ditujukan kepada pengguna kendaraan roda empat berusia muda yang aware dengan isu lingkungan dan hemat energi.

Nissan Indonesia pun tak ketinggalan juga ikut meramaikan pasar dengan meluncurkan mobil baru Kicks e-POWER dengan konsep hybrid series di tahun ini. Model mobil SUV ini bergerak seperti mobil listrik, namun membawa mesin bensin konvensional sebagai generator.

Harga mobil hybrid Nissan tersebut dibanderol sekitar Rp 449 juta per unitnya. Head of Communications PT Nissan Motor Indonesia, Hana Maharani menjelaskan salah satu motivasi APM memboyong kendaraan tersebut lantaran melihat antusiasme masyarakat terhadap mobil listrik cukup tinggi.

Baca Juga: Penurunan penjualan otomotif Astra hanya sementara, ini rekomendasi saham ASII

"Namun memang masih ada miskonsepsi tentang mobil listrik dan juga keterbatasan fasilitas charging yang ada saat ini membuat masyarakat masih ragu untuk beralih ke full EV," terang Hana kepada Kontan. Namun ia menilai hal tersebut sebetulnya wajar, karena Indonesia masih di fase awal dari mobilitas full EV.

Tahun lalu pemerintah sebenarnya telah mencanangkan percepatan adopsi kendaraan listrik, dan Nissan kata Hana menyambut baik hal ini. "Karena di masa depan, kami yakin kita akan semakin beralih ke mobilitas elektrik untuk mengurangi ketergantungan pd bahan bakar minyak, lebih ramah lingkungan dan lebih minim polusi udara dan suara," katanya.

Selanjutnya: Penurunan penjualan otomotif Astra hanya sementara, ini rekomendasi saham ASII

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×