Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Harga minyak yang masih rendah nembuat investasi di industri hulu minyak dan gas (migas) tidak lagi menarik. Terbukti dari lelang Wilayah Kerja (WK) Migas tahun lalu yang tidak diminati oleh para investor.
Pemerintah menawarkan dua wilayah kerja baru migas melalui lelang Penawaran Langsung pada tanggal 10 September 2015 lalu, yaitu wilayah kerja West Berau (Offshore Papua Barat) dan wilayah kerja Southwest Bengara (daratan Kalimantan Timur). Selain itu, pemerintah juga menawarkan enam wilayah kerja baru migas melalui lelang reguler, yaitu wilayah kerja Rupat Labuhan (Offshore Riau & Sumatera Utara), Nibung (Onshore Riau & Jambi), West Asri (Offshore Lampung), Oti (Offshore Kalimantan Timur), North Adang (Offshore Kalimantan Timur) dan Kasuri II (Onshore Papua).
Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan sampai dengan batas akhir pemasukan lelang penawaran langsung pada tanggal 26 Oktober 2015, tidak ada peserta lelang pada kedua wilayah kerja tersebut, meskipun ada peminat yang mengakses data dan Bid Document. “Sementara itu untuk lelang regular sampai dengan batas akhir pemasukan dokumen partisipasi pada tanggal 14 Januari 2016, terdapat dua perusahaan yang memasukkan dokumen partisipasi yaitu Azipac Limited untuk Blok Oti dan PT Agra Energi Indonesia untuk Blok Kasuri II,” kata Wiratmaja pada Selasa (3/5).
Namun terhadap wilayah kerja Oti dan Kasuri II, Peserta Lelang menyampaikan penawaran di bawah minimum yang dipersyaratkan sehingga untuk kedua blok ini tidak ada pemenang. Selain itu terms & conditions yang diberikan oleh pemerintah tidak sesuai dengan nilai keekonomian mereka.
Biarpun secara teknikal daerah tersebut masih menarik. “Dengan kondisi harga minyak yang rendah, terms and conditions yang ditawarkan oleh pemerintah belum memenuhi keekonomian para calon peserta lelang tahun 2015, sehingga ada beberapa yang mengundurkan diri,” ungkap Wirat.
Pemerintah sejatinya telah menetapkan term and condition untuk Lelang Penawaran Langsung, wilayah kerja Southwest Bengara dengan bagi hasil 70:30 (minyak) dan 65:35 (gas), persyaratannya berupa survei seismik 2D dan bonus tandatangan minimal US$ 1 juta. Sementara itu untuk wilayah kerja West Berau yang berdasarkan kajian sebagai area high risk-mid potential diberikan bagi hasil 65:35 (minyak) dan 60:40 (gas) dengan persyaratan komitmen pasti berupa survei seismik 3D dan 1 sumur eksplorasi dan bonus US$ 1 juta.
Untuk lelang Reguler, khusus wilayah kerja Oti ditetapkan dengan bagi hasil 65:35 (minyak) dan 60:40 (gas) dengan persyaratannya berupa G&G dan 1 sumur eksplorasi dan bonus tandatangan minimal US$ 1 juta. Sementara itu untuk wilayah kerja Kasuri II diberikan bagi hasil 65:35 (minyak) dan 60:40 (gas) dengan persyaratan komitmen pasti berupa G&G, akuisisi dan processing seismik 2D 1000 Km dan 1 sumur eksplorasi dan bonus US$ 5 juta.
Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 35/2008 tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi, maka wilayah kerja Southwest Bengara, West Berau, Rupat Labuhan, Nibung, West Asri, Oti, North Adang dan Kasuri II menjadi status Available (terbuka). Pada beberapa wilayah kerja tersebut, setelah dilakukan evaluasi kembali terhadap term and condition dan minat pasar, Pemerintah menawarkan kembali melalui lelang reguler tahun 2016 dengan model “open bid split” yaitu investor dapat menawar split bagi hasil sehingga sesuai dengan keekonomian mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News