Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas) dinilai masih memiliki daya tarik kendati dalam kondisi fluktuasi harga minyak dan pandemi Covid-19.
Pengamat Energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menuturkan lelang WK Migas masih tetap menarik sebab merupakan investasi jangka panjang.
"Dengan harga turun dan biaya relatif murah bisa dimaknai menjadi peluang untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi," jelas dia kepada Kontan.co.id, Senin (1/6).
Baca Juga: Update Blok Masela, lahan kilang dan pelabuhan sudah beres, apa yang ditunggu?
Kendati demikian, menurutnya pemerintah juga tetap perlu memperhitungkan agar nilai keekonomian proyek dapat tetap terjaga di tengah kondisi ekonomi saat ini.
Senada, praktisi hulu migas Tumbur Parlindungan menjelaskan, investasi eksplorasi dan blok-blok baru masih tetap dilakukan oleh para perusahaan migas.
Ia menuturkan, lelang WK Migas masih dapat tetap menarik minat selama memiliki potensi yang baik, rezim fiskal yang mendukung serta iklim investasi yang baik pula.
"Pasti akan banyak yang ikut dalam pelelangan blok migas. Banyak negara lain masih melakukan pelelangan blok baru," terang Tumbur kepada Kontan.co.id, Senin (1/6).
Lebih lanjut Tumbur bilang, investasi sektor energi khususnya migas memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, efek domino investasi sektor ini berdampak sekitar 60% hingga 80% pada pertumbuhan ekonomi.
Asal tahu saja, sedianya Kementerian ESDM menargetkan akan melelang 10 WK Migas pada tahun ini. Lelang yang sedianya bakal digelar pada kuartal I lalu akhirnya diundur.
Kala itu Kementerian ESDM mengaku tengah melakukan evaluasi dan menyiapkan insentif yang sekiranya dapat menarik minat investor. Sayangnya, hingga kini belum ada tanda-tanda lelang bakal dilanjutkan dalam waktu dekat.
Hingga berita ini ditulis, Kementerian ESDM yang dikonfirmasi melalui Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan belum memberikan tanggapan.
Baca Juga: Terdampak Covid-19, SKK Migas revisi target produksi LNG
Tumbur menilai, blok-blok yang ditawarkan harus disediakan dengan data yang memadai serta potensi cadangan yang besar atau lebih baik ketimbang lelang blok negara lain.
"Juga harus didukung fiscal regime dan iklim investasi yang baik. Jika hal tersebut diperbaiki ini akan membuat Indonesia menjadi destinasi untuk investasi apalagi didukung dengan beberapa penemuan yang baru diumumkan seperti di Natuna," tutur Tumbur.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolijn Wajong menyetujui langkah pemerintah memundurkan jadwal lelang WK Migas.
Hal ini dinilai memberi waktu baik bagi pemerintah dan calon investor untuk memetakan ulang strategi dalam hal investasi.
"Sebaiknya memang diundur, jadi pemerintah bisa membuat strategi yang baik dan investor bisa menentukan strategi investasi," ungkap Marjolijn.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News