kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menimbang Marunda-Karawang, mana lebih berkembang


Kamis, 20 Februari 2014 / 21:13 WIB
Menimbang Marunda-Karawang, mana lebih berkembang
ILUSTRASI. Penjual BBM eceran menunggu pembelinya diareal tidak jauh dari salah satu SPBU di Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (19/9/2022). ANTARA FOTO/Jojon/foc.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kesepakatan yang terjalin antara Foxconn Technology Co Ltd., dengan Pemprov DKI Jakarta untuk membangun pabrik di Kawasan Berikat Nusantara Marunda, Jakarta Utara, tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi pasar kawasan industri.

Senior Associate Director Industrial Services Colliers International Indonesia, Rivan Munansa, mengatakan, kesepakatan tersebut belum berdampak langsung dan memengaruhi konstelasi sektor kawasan industri.

"Pasalnya, rencana tersebut belum terealisasi. Jadi, belum ada perubahan signifikan terhadap permintaan dan pasokan kawasan industri secara umum," ujar Rivan, Kamis (20/2) seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut riset Colliers International Indonesia, sektor kawasan industri pada kuartal I 2014, akan mengalami kontraksi permintaan. Namun begitu, harga akan tetap stabil.

"Akan tetapi, bukan berarti tidak ada pengembangan lahan baru. Banyak pengembang yang mengincar tanah di Serang, Tangerang, Balaraja, Bekasi, Cikarang, dan Karawang. Ini terjadi sebagai dampak rencana relokasi kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur," tambah Rivan.

Terkait masuknya Foxconn, KBN Marunda sejatinya memiliki keunggulan berupa akses langsung ke pelabuhan berstandar internasional.

Konstruksi pelabuhan internasional seluas 436,8 hektare ini sudah berjalan sejak 2011 dan rencananya rampung akhir tahun ini. Proyek pembangunan pelabuhan internasional tersebut merupakan bagian pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah direncanakan sejak pertengahan 2010.

Selain akan dikembangkan pelabuhan internasional, di sini juga bakal menjadi pusat industri, lahan pergudangan peti kemas dan industri lainnya.

"Sektor logistik paling efektif, demikian juga oil services and equipment, dan high technology, KBN Marunda paling sesuai untuk jenis industri ringan," imbuh Rivan.

Sayangnya, imbuh Rivan, keterbatasan lahan membuat KBN Marunda tidak bisa berkembang lebih luas lagi. Terlebih, harganya sudah sangat tinggi, yakni sekitar Rp 5 juta per meter persegi. Sementara, rencana pembangunan reklamasi seluas 100 hektare untuk menambah lahan KBN Nusantara, masih dalam pengkajian.

Sebaliknya, Kawasan Industri di Karawang, justru diprediksi bakal lebih berkembang. Pembangunan pelabuhan Cilamaya turut mendongkrak KI Karawang semakin diminati. Transaksi terakhir adalah Karawang Jabar Industrial Estate yang mampu menjual 150 hektare pada 2013.

Menurut catatan Colliers International Indonesia, meskipun penambahan pasokan tidak banyak, namun harga terus merangkak menjadi Rp 200.000 per meter persegi, dari sebelumnya Rp 150.000 per meter persegi. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×