Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) tengah gencar meningkatkan produksi jagung dalam negeri. Selain membagikan bantuan gratis berupa bibit jagung, traktor dan pupuk kepada petani, Kemtan juga mengiming-ngiming petani jagung dengan harga yang tinggi yakni Rp 3.150 per kilogram (Kg) batas bawah.
Bila harga jatuh maka Kemtan sudah memerintahkan Perum Bulog melakukan pembelian jagung petani, dan mendorong Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) turut serta menyerap jagung lokal.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan para petani tidak perlu khawatir jagungnya tidak laku, karena pemerintah tidak akan membuka keran impor jagung lagi pada tahun ini.
Untuk itu, semua kebutuhan jagung untuk industri, salah satunya GPMT yang rata-rata membutuhkan jagung sebanyak 8 juta ton setahun akan dipenuhi dari produksi dalam negeri saja.
"Masyarakat yang mengolah lahan jagung jangan takut hasil produksi tidak terserap, karena kami sudah bekerja sama dengan swasta yang berjanji menyerap delapan juta ton jagung rakyat," ujar Amran akhir pekan lalu.
Untuk meningkatkan semangat petani jagung menanam, Kementan langsung mendatangkan pihak swasta dan Bulog bertemu dengan para petani jagung. Ia meminta agar petani jagung dan industri langsung bertemu sehingga tidak lagi melalui para tengkulak.
Dengan demikian, harga jagung di tingkat petani tinggi karena industri langsung membeli tanpa perantara yang selama ini kerap membuat harga jagung rendah di tingkat petani dan tinggi sampai ke industri.
Untuk saat ini, Mentan mengatakan telah mengembangkan penanam jagung di sejumlah daerah antara lain Sulawesi Utara yang total luas lahan jagung sebesar 9.000 hektare (ha) dan ditargetkan luas tambah tanam sebesar 16.000 ha pada tahun 2016.
Rata-rata produktivitas jagung di Sulawesi Utara ini mencapai 4,75 ton per ha. Untuk itu mengantisipasi kekurangan pupuk yang selama ini menjadi keluhan petani, Mentan meminta distributor pupuk di Sulut untuk lebih giat melayani petani. "Buat surat perjanjian, sekali lagi terlambat langsung copot izin distribusinya," tegas Mentan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News