kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Pelemahan rupiah terhadap dollar AS pengaruhi kinerja industri galangan kapal


Jumat, 03 Agustus 2018 / 16:02 WIB
Pelemahan rupiah terhadap dollar AS pengaruhi kinerja industri galangan kapal
ILUSTRASI. Produksi kapal PT PAL Indonesia


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih bertengger di kisaran Rp 14.400. Menguatnya dollar AS ini mempengaruhi kinerja beberapa industri, salah satunya galangan kapal.

Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Eddy Kurniawan Logam menegaskan, pelemahan nilai tukar rupiah ini akan meningkatkan harga produksi kapal. Maklum, komponen kapal yang diimpor masih sebesar 65% sampai 70%.

Komponen yang dapat dipasok dari dalam negeri untuk membangun kapal hanya sebesar 30% sampai 35%. “Untuk kapal-kapal yang akan dibangun di kemudian hari harganya harus disesuaikan. Sebagian galangan, yang masuk penawaran ke pihak-pihak peminat sudah harus di sesuaikan dengan kurs yang baru,” kata Eddy kepada Kontan.co.id, Jumat (3/8).

Sementara, untuk perusahaan yang sudah teken kontrak, Eddy bilang ada beberapa hal yang perlu mereka lakukan salah satunya harus sudah membeli komponen dengan kurs yang lama.

“Tapi jika mereka belum mengantisipasi hal tersebut, hal ini bisa mengakibatkan kerugian karena penawaran dilakukan dalam rupiah sedangkan harga komponen diimpor,” ujarnya.

Dia berharap pelemahan nilai rupiah ini tidak berlarut-larut dan bisa stabil satu titik nantinya. Sebab apabila nilai tukar rupiah terus melemah, hal ini berpotensi menggerus laba industri galangan kapal. “Kenaikan harganya bisa sampai 3%,” imbuh Eddy.

Selain tertekan akibat melemahnya nilai tukar rupiah, Eddy juga prihatin karena order untuk pembangunan kapal masih rendah. Meski begitu, dia yakin ke depannya permintaan pembangunan kapal baru akan meningkat. “Tahun ini menurun daripada tahun sebelumnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×