kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.555.000   9.000   0,58%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

Pemerintah Pertimbangkan Penurunan Tarif Tiket Pesawat Lebaran 2025, Ini Kata AirAsia


Jumat, 10 Januari 2025 / 11:19 WIB
Pemerintah Pertimbangkan Penurunan Tarif Tiket Pesawat Lebaran 2025, Ini Kata AirAsia
ILUSTRASI. kebijakan ini harus mempertimbangkan keseimbangan antara keterjangkauan tiket bagi masyarakat dan keberlanjutan operasional maskapai.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), baru-baru ini mengungkapkan rencana untuk menurunkan tarif tiket pesawat dan kapal menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025. 

Menanggapi hal ini, Eddy Krismeidi, Head of Government Relations and Corporate Communication Indonesia AirAsia mengungkapkan dukungannya terhadap inisiatif tersebut. Tetapi dia juga menekankan pentingnya kajian yang mendalam sebelum kebijakan ini diterapkan.

“Kami menyambut baik inisiatif pemerintah yang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat di masa mudik Lebaran. Namun, terkait rencana penurunan tarif tiket pesawat, kami percaya bahwa perlu ada kajian matang yang melibatkan semua pemangku kepentingan,” ujar Eddy kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1).

Menurutnya, kebijakan ini harus mempertimbangkan keseimbangan antara keterjangkauan tiket bagi masyarakat dan keberlanjutan operasional maskapai.

Baca Juga: Pemerintah Pertimbangkan Turunkan Tarif Tiket Pesawat Lebaran 2025, Ini Respons Inaca

Eddy juga mengungkapkan bahwa dukungan dari pemerintah berupa stimulus seperti subsidi bahan bakar, pengurangan biaya layanan bandara, dan insentif fiskal akan sangat membantu maskapai untuk tetap menjalankan operasionalnya secara efisien meski ada penurunan tarif tiket. 

“Dengan adanya stimulus yang memadai, maskapai dapat terus memberikan layanan terbaik kepada masyarakat tanpa harus mengorbankan kualitas maupun keberlanjutan finansial perusahaan,” tambahnya.

Mengenai besaran penurunan tarif sebesar 10% yang diusulkan, Eddy menekankan perlunya evaluasi lebih lanjut. Menurutnya, dampak dari penurunan tarif bisa berbeda-beda tergantung pada rute penerbangan dan kondisi pasar yang ada.

“Kami berharap adanya diskusi lebih lanjut dengan pemerintah untuk mencapai angka yang ideal yang menguntungkan semua pihak,” kata Eddy.

Baca Juga: AirAsia Terbangkan Lebih dari 460 Ribu Penumpang Selama Periode Nataru 2024/2025

Industri penerbangan, kata Eddy, memang tengah menghadapi tantangan besar, terutama dengan fluktuasi harga bahan bakar dan tingginya biaya operasional. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan maskapai untuk melihat kebijakan ini secara holistik. 

Lebih lanjut, kata dia, memang industri penerbangan menghadapi tantangan besar, termasuk fluktuasi harga bahan bakar dan biaya operasional yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk melihat kebijakan ini secara holistik agar tidak memperburuk tantangan yang ada, melainkan menjadi solusi yang saling menguntungkan. 

"Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang baik, kebijakan ini dapat dirancang untuk memberikan manfaat bagi masyarakat tanpa mengorbankan keberlangsungan industri penerbangan," pungkasnya.

Selanjutnya: Penjualan Eceran Desember 2024 Diperkirakan Tumbuh Didorong Natal dan Tahun Baru

Menarik Dibaca: Harga Emas Dunia Naik Empat Hari, Menuju Kenaikan 1,26% Sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×