Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) Blok Masela pada 28 November lalu. Setelah ini, pengembangan Lapangan Gas Abadi ini dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Pembinaan Usaha Hulu Migas Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Noor Arifin Muhammad menjelaskan PoD Blok Masela sudah disetujui dan di dalam revisi tersebut ada penambahan fasilitas Carbon Capture Storage (CCS).
Setelah ini, lanjut Arifin, kontraktor akan segera menjalankan rencana dalam POD dalam hal ini akan diawasi pelaksanaannya oleh SKK Migas.
Baca Juga: Kejar Target Onstream, Kementerian ESDM Siap Kebut Revisi POD Masela
“Gambarannya setelah semua dokumen disetujui (amandemen POD, amandemen kontrak, dan lainnya) maka akan langsung persiapan untuk menjalankan rencana seperti Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), persiapan lahan, procurement equipment, dan seterusnya,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/12).
Setelah itu, anggota konsorsium dapat segera melakukan kegiatan yang sudah direncanakan misalnya survey Geological and Geophysical (G&G), pengeboran, dan lainnya.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyatakan pihaknya terus mendorong supaya anggota konsorsium dapat mempercepat proses yang ada sehingga proses ini bisa on stream tepat waktu di 2029.
“Kami terus memprovokasi Inpex dan anggota konsorsium untuk bisa cepat,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII, Kamis (30/11).
Dia menjelaskan, pengembangan Blok Masela membutuhkan investasi sekitar US$ 19,8 miliar, estimasi ini ditambah dengan fasilitas carbon capture (CCS).
Dwi menjelaskan lebih lanjut, gambaran produksi dari Blok Masela masih sama seperti sebelumnya. Lapangan gas tersebut akan memproduksi 9,5 juta ton LNG pertahun, 150 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) untuk gas pipa yang dialirkan ke industri petrokimia atau pupuk di wilayah sekitar. Kemudian 35.000 barel kondensat per hari.
Blok Masela dikembangkan oleh konsorsium yang dioperatori Inpex yang mengempit hak partisipasi (PI) sebanyak 65%, kemudian Pertamina memegang 20% PI, dan Petronas 15% PI.
Baca Juga: Pemerintah Sudah Setujui Revisi Rencana Pengembangan Blok Masela
Hal yang sama sebelumnya sempat dikemukakan Menteri ESDM, Arifin Tasrif yang ingin Blok Masela segera produksi.
“Hasil produksi Blok Masela akan banyak dipasok untuk kebutuhan domestik demi menjaga ketahanan energi di Indonesia pada era transisi energi,” ujarnya belum lama ini.
Melansir catatan Kontan.co.id, konsep pengembangan lapangan green field alias lapangan migas baru ini memiliki kompleksitas tinggi dan risiko besar. Mencakup pengeboran deepwater, fasilitas subsea, Floating Production Storage and Offloading (FPSO), dan onshore LNG plant.
Blok Masela juga direncanakan akan menghasilkan clean LNG melalui penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mendukung program Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung sustainability pada era transisi energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News