Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perum Perhutani akan mengoperasikan pabrik Derivatif Gondorukem Terpentin di Pemalang, Jawa Tengah di akhir 2013. Pabrik pengolahan produk turunan getah pinus dan terpentin itu memiliki kapasitas produksi mencapai 30 ribu ton per tahun.
"Hasil produksi akan didistribusikan bagi pasar dalam negeri dan ekspor ke Jepang, Korea, ataupun Eropa," ujar Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, Rabu (9/10).
Biaya pembangunan pabrik derivatif tersebut mencapai Rp 190 miliar. Sekitar 70% pendanaan berasal dari pinjaman PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan sisanya dari kas internal.
Operasional pabrik Derivatif Gondorukem Terpentin, lanjut Bambang, akan dikelola anak perusahaan Perhutani. "Tahun depan akan terbentuk anak perusahaan yang memfokuskan pada pengolahan gondorukem," ungkap Bambang.
Pehutani punya harapan besar untuk anak usaha ini. Sebab Perhutani akan menjadikan perusahaan yang mengelola bahan baku gondorukem tersebut agar bisa melantai di bursa saham dengan melakukan IPO (initial publik offering). Tapi tentu saja tidak dalam waktu dekat ini. Harapannya IPO bisa terlaksana empat tahun setelah beroperasi atau pada 2018.
Untuk memproduksi bahan baku gondorukem, Perhutani saat ini mengelola 2,4 juta hektare area hutan di Jawa dan Madura. "Selama ini, bisnis sektor hulu Perhutani bertumpu pada hasil hutan kayu, nantinya akan beralih pada getah pinus," jelas Bambang. (Adiatmaputra Fajar /Tribunnews.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News