Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan pasar sepeda motor listrik Indonesia makin ketat seiring kedatangan beberapa investor baru. Kini, para produsen dan stakholder terkait ditantang untuk meyakinkan konsumen agar benar-benar mau beralih menggunakan motor listrik.
Seperti yang diketahui, bulan Mei ini dua pabrikan motor listrik China berekspansi ke Indonesia.
Pertama, PT Sunra Asia Pasific Hi-Tech atau Sunra Indonesia yang memulai pembangunan pabrik motor listrik di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah dengan rencana investasi US$ 120 juta. Pabrik yang dibangun di lahan seluas 12,7 hektare (Ha) ini akan siap beroperasi pada 2025.
Kedua, ada PT Yadea Teknologi Indonesia yang membangun pabrik motor listrik di Kawasan Industri Karawang milik PT Suryacipta Swadaya. Berbekal investasi lebih dari US$ 150 juta, pabrik ini akan beroperasi pada 2026.
Baca Juga: Produsen Baru Terus Ekspansi, Persaingan Pasar Motor Listrik Makin Ketat
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengatakan, keberadaan program subsidi pembelian motor listrik sebanyak Rp 7 juta per unit dan besarnya pasar otomotif Indonesia menjadi daya tarik bagi para investor.
Aismoli juga mengklaim, komponen-komponen motor listrik kini semakin banyak yang bisa diproduksi di dalam negeri. Tinggal baterai motor listrik saja yang produksinya masih terbatas. Ini tentu akan mempermudah pabrikan motor listrik baru yang ekspansi di Indonesia.
"Sekarang ada 20 lebih merek motor listrik yang memiliki TKDN minimal 40%," kata Budi, Selasa (21/5).
Pasar motor listrik nasional jelas tambah sesak lantaran banyak produsen lokal dan asing yang bermain di sana. Hanya produsen dengan strategi bisnis berkelanjutan serta punya beragam inovasi produk dan layanan yang diperkirakan dapat bertahan di pasar secara jangka panjang.
Di samping itu, konsumen kini diuntungkan karena pilihan motor listrik baru semakin banyak, termasuk yang ikut program subsidi.
Baca Juga: Bidik Pasar Motor Listrik Varian Jarak Pendek
Mengutip situs Sisapira, ada 19 merek dan puluhan model motor listrik bersubsidi yang bisa dibeli konsumen. Hingga Selasa (21/5), terdapat 15.109 unit motor listrik bersubdisi yang tersalurkan ke konsumen, atau lebih tinggi dari capaian tahun 2023 yaitu sebanyak 11.532 unit.
Walau begitu, Aismoli tidak menutup mata bahwa sebagian masyarakat masih enggan membeli motor listrik.
Penyebabnya macam-macam, seperti keraguan terhadap kualitas produk hingga kemampuan jarak tempuh motor listrik itu sendiri. Maklum, mayoritas masyarakat Indonesia terbiasa memakai motor untuk mobilitas sehari-hari dengan jarak bisa mencapai puluhan kilometer.
Padahal, motor listrik mampu menawarkan biaya operasional yang lebih murah ketimbang motor konvensional.
Ambil contoh, motor listrik tidak memerlukan pergantian oli. Biaya pengisian atau penukaran baterai juga lebih rendah daripada pengisian BBM.
Baca Juga: Gaikindo: Persaingan Pasar Mobil Listrik Makin Ketat
"Diperlukan edukasi yang melibatkan semua pihak, termasuk dealer sebagai pihak pertama yang bertemu dengan konsumen," tutur Budi.
Selain itu, Aismoli bersama stakeholder terkait juga terus mendorong penambahan charging station dan penukaran baterai di berbagai kota untuk memudahkan para konsumen motor listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News