Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BOJONEGORO. PT Pertamina EP Cepu (PEPC) menargetkan kenaikan laba bersih pada tahun depan. Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) itu memproyeksikan dapat mencatatkan keuntungan sebesar US$ 852 juta.
Direktur Utama Pertamina EP Cepu Jamsaton Nababan mengungkapkan, target tersebut naik dari proyeksi laba bersih tahun ini yang ditaksir bisa mencapai US$ 845 juta.
Jamsaton mengatakan, kenaikan target laba itu ditunjang oleh sejumlah faktor, khususnya efisiensi biaya operasi dan tingkat produksi yang dijaga stabil.
Baca Juga: Pertamina EP-Cepu anggarkan US$ 591 juta untuk Jambaran Tiung Biru di tahun depan
Bahkan, Jamsaton menyebutkan bahwa pihaknya mengupayakan untuk bisa meningkatkan produksi di tahun depan. "Dari sisi produksi minyak, kita akan berusaha untuk menaikkannya di tahun depan, serta berusaha melakukan efisiency biaya operasi," kata Jamsaton saat temu media di Bojonegoro, Rabu (18/12).
Jamsaton mengatakan, peningkatan produksi itu bisa optimal dilakukan setelah terbitnya izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang tengah berproses. AMDAL ini dibutuhkan untuk bisa meningkatkan produksi di Blok Cepu dari saat 220.000 barel per hari (bph) menjadi 235.000 bph.
Seperti diketahui, PEPC bersama ExxonMobil Cepu Limited memegang hak partisipasi sebesar 45% di Blok Cepu, yang kini menjadi produsen minyak terbesar dengan porsi sekitar 25% dari total produksi minyak nasional.
Selain efisiensi biaya operasi dan juga upaya peningkatan produksi, Jamsaton juga mengatakan bahwa pihaknya akan meminimalkan durasi untuk plan shutdown dan juga unplan shutdown.
Baca Juga: Produksi migas Pertamina EP (PEP) kuartal III-2019 naik 106%
"Proses AMDAL tetap bergulir karena peningkatan produksi ini juga adalah kepentingan nasional. Kemudian kita tetap meminimalkan durasi untuk plan shutdown dan juga unplan shutdown. Artinya meningkatkan reliability plant," terangnya.
Jamsaton menerangkan, produksi minyak bagian PEPC di Blok Cepu ditargetkan sebesar 96,16 ribu pada tahun ini. Hingga November, produksi bagian PEPC bisa melampaui target, yakni di angka 97,87 ribu bopd.
Pada sisi laba bersih, dari target sebesar US$ 845 juta di 2019, Jamsaton menyebut hingga November pihaknya sudah berhasil meraup laba bersih sebesar US$ 790 juta. Menurutnya, dengan realisasi produksi minyak dan laba bersih yang dicapai, PEPC menjadi kontributor terbesar di antara anak usaha Pertamina.
"Kinerja keuangan (PEPC) tahun ini masih bagus, bisa sesuai rencana, keuntungan tercapai. Bahkan target (produksi minyak) APBN pun sudah dicapai," ujar Jamsaton.
Baca Juga: Tahun depan, Pertamina EP alokasikan US$ 90 juta untuk eksplorasi potensi cadangan
Adapun, pada tahun depan, laba bersih PEPC ditargetkan US$ 852 juta dengan asumsi produksi minyak bagian PEPC setidaknya bisa stabil di angka 96.16 ribu bph. Jatah minyak PEPC dihitung dengan asumsi target produksi minyak Blok Cepu pada tahun depan sebesar 214.000 bph.
Target tersebut dihitung dengan mengasumsikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) sebesar US$ 68.02 per barel. Asumsi itu sejalan dengan realisasi rerata harga minyak hingga November kemarin sebesar US$ 68,52 per barel.
Menurut Jamsaton, pergerakan harga minyak akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, sehingga berdampak terhadap laba. "Angka target laba didasarkan kepada asumsi ICP tahun depan yang disusun berdasarkan asumsi ICP korporat dan berlaku untuk semua anak perusahaan Hulu," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News