Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina EP Zona 7 berupaya meningkatkan potensi produksi hidrokarbon di Indramayu melalui proyek Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL) Akasia Bagus – Gantar.
Proyek ini melibatkan dua strategi utama, yakni pengeboran 22 sumur pengembangan dan pembangunan Fasilitas Produksi SP Akasia Bagus (ABG) Stage 1 dan Stage 2.
Langkah ini menjadi lanjutan dari Plan of Development (POD) Lapangan Akasia Bagus yang telah dirancang sejak 2017.
Melalui upaya tersebut, Pertamina menargetkan peningkatan produksi sebesar 12,71 juta barel minyak (MMSTB) dan 10,53 miliar kaki kubik gas (BSCF).
Baca Juga: Pertamina Hulu Rokan (PHR) Temukam Discovery Sumur MNK Gulamo DET-1
Afwan Daroni, General Manager Pertamina EP area Jawa bagian barat mengatakan, proyek ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan Lapangan Akasia Bagus.
“Proyek ini didesain untuk mengolah minyak dan gas dengan kapasitas total sebesar 9.000 BLPD dan 22 MMSCFD, termasuk untuk mengolah associated gas dari 19 sumur lapangan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (31/12).
Adapun, dua belas sumur pengeboran telah diselesaikan. Total, terdapat 26 sumur produksi di Lapangan Akasia Bagus.
Saat ini, produksi eksisting diolah dan ditampung menggunakan Early Production Facilities (EPF) ABG Tahap 1, sesuai persetujuan SKK Migas, hingga berlanjut ke fase onstream.
Baca Juga: Pertamina EP Prabumulih Field Tembus Produksi 10.000 Bopd
Proyek ABG Stage 1 ini akan melewati dua kali fasilitas produksi onstream, yaitu fasilitas cair yang direncanakan pada Februari 2025, lalu menyusul fasilitas AGRU (Acid Gas Removal Unit) pada Mei 2025.
Afwan juga menjelaskan, upgrading fasilitas produksi akan dilengkapi dengan CO2 Removal Package dengan amine system (MDEA), Gas Dehydration Unit dan Thermal Oxidation (TOX).
Menurut Afwan, tujuannya untuk mengurangi kadar CO2, H2S dan air, agar sesuai spesifikasi penjualan gas yang termaktub dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) eksisting di wilayah Jawa Barat.
“Teknologi baru yang diimplementasikan dalam mendesain AGRU dengan amine system ini merupakan yang pertama di dunia, yang akan mengolah gas dengan kadar CO2 sebesar 65% mole,” jelas Afwan.
Baca Juga: Komitmen dan Konsistensi Pertamina Kelola ESG Hasilkan Peringkat Pertama Global
Di sisi lain, tingginya kadar CO2 membuka peluang bagi Pertamina EP untuk mengembangkan lapisan gas dari oil rim (zona minyak tipis di bawah gas) melalui metode Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS).
Selanjutnya: Pelindo Solusi Logistik Dorong Peningkatan Kualitas Hidup Lansia
Menarik Dibaca: Hujan Hanya Turun di Sini, Ini Prediksi Cuaca Besok (2/1) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News