CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Perusahaan sawit berupaya terus mendorong ekspor CPO


Kamis, 11 Juni 2020 / 16:41 WIB
Perusahaan sawit berupaya terus mendorong ekspor CPO
ILUSTRASI. Harga CPO Naik: Pekerja mengangkut kelapa sawit di Bogor, Jum'at (22/5). Sepanjang minggu ini, harga CPO di bursa Malaysia melonjak 3,64%. Namun masih terjadinya pandemi Covid-19 dapat membuat permintaan melambat hingga harga kembali menurun. KONTAN/Baiha


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar ekspor minyak sawit mentah (CPO) bakal menghadapi banyak tantangan di tahun 2020 ini. Mulai dari perkara sengketa perdagangan dengan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) hingga naiknya tarif pungutan ekspor sawit.

Namun hal tersebut tak menurunkan minat industri untuk tetap mengekspor. Menurut Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) pasar minyak sawit pada dasarnya adalah pasar ekspor, yakni hampir 70% produk minyak sawit Indonesia terserap ke luar negeri.

Baca Juga: Kemendag akan melakukan hal ini untuk menekan harga gula yang masih tinggi

Mengenai sengketa dengan WTO, Gapki sebelumnya menyatakan optimistis jika Indonesia menang dari gugatan itu. Adapun kondisi pasar di tengah pandemi inilah yang tengah menjadi concern pelaku industri.

"Di tengah pandemik covid-19, banyak negara tujuan ekspor yang melalukan pembatasan kegiatan ekonomi, sehingga mempengaruhi ekspor minyak sawit dari Indonesia juga," terang Tofan kepada Kontan.co.id, Kamis (11/6).

Menurut catatan Gapki, ekspor CPO dan turunannya sepanjang Januari-April 2020 adalah sebesar 10,3 juta ton.

Angka tersebut lebih rendah 12,1% dibandingkan ekspor Januari-April 2019. Namun secara nilai, ekspor Januari- April tahun ini 9,4% lebih tinggi, yaitu US$ 6,96 miliar dibandingkan tahun lalu yang sebesar US$ 6,37 miliar.

Mengenai tarif pungutan ekspor sawit yang naik, Tofan yang juga Senior Vice President of Corporate Communication & Public Affair PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebelumnya mengatakan industri akan patuh, tunduk, dan mengikuti peraturan tersebut.

Baca Juga: Berharap dari Kenaikan Harga CPO, Simak Rekomendasi Saham Sawit Sumbermas (SSMS)

Meskipun begitu, ia menyampaikan, kenaikan tarif ini akan membuat biaya perusahaan sawit turut meningkat dan kurang kompetitif di pasar global.




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×