kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN buka-bukaan soal hambatan dan strategi dalam implementasikan EBT di Indonesia


Senin, 15 November 2021 / 16:58 WIB
PLN buka-bukaan soal hambatan dan strategi dalam implementasikan EBT di Indonesia


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

Selain itu, PLN juga sudah berencana untuk mempensiunkan pembangkit fosil yang sudah tua atau berusia 40 tahun. Edwin mengatakan, dengan pemensiunan tersebut maka terbuka kesempatan EBT untuk masuk. 

Dia menegaskan, bagi PLTU yang sudah terkontrak akan terus dijalankan, dengan catatan memanfaatkan teknologi untuk menekan emisi yang dibuang, semisal dengan CCUS. Meskipun CCUS belum diimplementasikan di PLN karena teknologinya yang mahal, Edwin memproyeksikan dalam 10 tahun sampai 15 tahun mendatang, harga teknologi ini bisa lebih mapan. 

Salah satu hambatan yang dihadapi PLN dalam proses transisi PLTU batubara ke energi bersih adalah soal teknologi serta biaya yang mahal. Edwin mencontohkan, Mislanya saja PLTU digantikan oleh PLTS yang  kesediaannya hanya di siang hari. 

Jikalau menggunakan teknologi baterai, keterbatasan yang dihadapi PLN adalah soal harganya. Namun, PLN juga sedang melihat opsi dan potensi lainnya seperti teknologi redox flow yang ditengarai biayanya lebih murah. 

Edwin menegaskan, EBT merupakan keniscayaan karena ke depannya sumber kelistrikan akan berasal dari energi bersih. Maka dari itu, PLN memerlukan dukungan dari pemerintah dan luar negeri yang memang berusaha membantu memensiunkan pembangkit fosil. 

Baca Juga: Kementerian ESDM cabut sanksi ekspor bagi delapan perusahaan batubara

Edwin bilang, pembangunan PLTU dibangun atas dasar kontrak yang mengikat, kalau dipensiunkan tentu harus ada penanggulangan berupa kompensasi. Pada COP26 kemarin, ada beberapa pola yang ditawarkan perihal energy transision mechanisme yang saat ini sedang dikaji PLN,  mana yang bisa diterapkan dan tidak membebani subsidi serta kompensasi negara. 

"Pendanaan yang datang tidak seolah-olah kemudian dapat gratisan, tentu ada permintaan dari mereka untuk membangun EBT atau PLTS. Tetapi kita tidak mau dikunci pembangunan PLTS dan melepas peluang kita mendapat harga termurah," tegasnya. 

Edwin menegaskan, pihaknya tidak mau membangun PLTS tetapi komponennya diimpor semua. Dia bilang, Indonesia harus membangun industri PLTS, sehingga bisa menjadi raja di negeri sendiri. Edwin cukup yakin karena kebetulan teknologi PLTS masih sangat memungkinkan  untuk diproduksi dalam negeri. 

Edwin mengakui, hal ini yang sedang dikaji oleh Kementerian ESDM, BUMN, dan Kementerian Keuangan bagaimana formulasi terbaik dalam menanggulangi pemensiunan PLTU. 

Selanjutnya: Indonesia Power targetkan instalasi PLTS Terapung di Saguling

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×