kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PLN tunjuk Black & Veatch bantu listrik terpencil


Rabu, 29 Juli 2015 / 15:22 WIB
PLN tunjuk Black & Veatch bantu listrik terpencil


Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Mulai tahun 2016, jumlah siswa di desa-desa terpencil di Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara, Papua, dan Sulawesi yang belajar menggunakan lilin akan berkurang. Hal ini dimungkinkan dengan adanya pembangunan 50 pembangkit listrik baru di seluruh Indonesia.

Program 2 GW (gigawatt) yang baru akan mencakup pembangunan pembangkit listrik skala kecil dan menengah. Beberapa diantaranya adalah pembangkit listrik yang dapat dipindah-pindah (mobile) agar dapat memberikan akses jaringan listrik bagi masyarakat di daerah terpencil.

Dalam mengembangkan program ini, PLN akan bekerjasama dengan Black & Veatch yang merupakan perusahaan teknik dan konstruksi global dengan rekam jejak selama 40 tahun dalam mendukung pembangunan di Indonesia.

Program ini merupakan salah satu bagian dari rencana pemerintah untuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik 35 GW pada tahun 2019. Dengan mengelompokkan proyek-proyek yang serupa, PLN dapat mempercepat penyelesaian sekitar 50 pembangkit listrik di berbagai lokasi.

Walaupun pembangkit listrik ini memiliki ukuran, konfigurasi dan sistem operasi yang beragam, PLN akan tetap berusaha memaksimalkan desain yang sama, misalnya jenis teknologi, rentang ukuran, serta kemampuannya untuk dibawa atau dipindah-pindahkan (portabilitas).

“Kami bekerja dengan jadwal yang agresif untuk menyiapkan pengelompokan desain konsep bagi pembangkit ini. Hasilnya nanti dapat membantu PLN untuk masuk ke tahap pemasaran secara lebih cepat serta untuk memilih pemasok dan kontraktor yang lebih baik. Metode ini dapat mempersingkat jadwal perencanaan dan penyelesaian hingga beberapa bulan,” ujar Tariq Aziz yang merupakan Director of Energy Services for South Asia di Black & Veatch yang berbasis di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/7).

Program ini tengah berada di tahap desain konsep, dan Black & Veatch telah ditunjuk oleh PLN untuk menyediakan layanan teknikal (engineering services) untuk mempercepat prosesnya. Dengan kisaran 5 hingga 100 MW (megawatt), pembangkit kecil akan mulai menghasilkan listrik yang sangat dibutuhkan masyarakat mulai pertengahan tahun 2016, sementara pembangkit yang lebih besar ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×