kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produk air minum kemasan Danone Aqua sudah gunakan bahan daur ulang


Kamis, 31 Oktober 2019 / 23:15 WIB
Produk air minum kemasan Danone Aqua sudah gunakan bahan daur ulang


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danone-AQUA terus berupaya mengurangi jumlah sampah plastik dari laut. Hal ini dilakukan sebagai untuk memenuhi Komitmen Bijak Berplastik yang digaungkan perseroan di tahun 2018.

Salah satu upaya yang dilakukan di antaranya yakni dengan menggunakan sampah botol plastik daur ulang sebagai bahan baku.

Menurut keterangan Sustainable Development Director Danone Aqua Karyanto Wibowo, saat ini seluruh kemasan dari produk-produk aqua sudah menggunakan bahan baku dari plastik yang didaur ulang.

Baca Juga: Ini dia strategi perusahaan mesin cuci sasar pasar dalam negeri

Hanya saja, masing-masing dari air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi memiliki kadar kandungan bahan baku yang daur ulang yang berbeda-beda. Produk Aqua Life misalnya, bahan baku dari lini produk ini diklaim sudah 100% menggunakan botol plastik yang didaur ulang.

Sementara itu, produk-produk AMDK Aqua yang lainnya memiliki kadar kandungan bahan baku yang lebih rendah, yakni sebesar 25%.

Botol plastik bekas yang digunakan sebagai bahan baku diperoleh dengan cara mengumpulkan sampah-sampah botol plastik yang dikumpulkan dari beberapa titik seperti misalnya Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Lombok, dan Labuan Bajo.

Sampah yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan mesin berteknologi tinggi agar bahan baku yang dihasilkan memiliki standar kualitas yang baik, higienis, halal dan aman untuk digunakan.

Baca Juga: Strategi Aqua mengerek konsumen

Karyanto mengatakan, Danone-AQUA berencana untuk terus meningkatkan kadar kandungan bahan baku daur ulang dalam produk-produk AMDK yang dihasilkan. Meski demikian, biaya produksi yang lebih mahal dinilai masih menjadi kendala.

"Proses untuk mengumpulkan botol plastik juga perlu biaya, lalu untuk mengangkut misal dari Labuan bajo ke Jakarta itu biayanya bisa lebih besar lagi," terang Karyanto ketika ditemui usai acara diskusi panel bertajuk "Innovation on Waste Management: River Plastic Interception" pada Kamis (31/10).

Selain itu, mesin produksi bahan baku daur ulang juga memerlukan biaya investasi yang tidak sedikit.

Meski demikian, hal tersebut belum mampu menghentikan niat perseroan untuk terus menggunakan bahan baku daur ulang. Karyanto bahkan mengatakan bahwa perseroan memiliki rencana untuk membangun fasilitas produksi penghasil bahan baku daur ulang di Pasuruan.

Baca Juga: Dongkrak penjualan, Aqua Japan incar kebutuhan kaum hawa

Selain menggunakan bahan baku daur ulang, komitmen Danone-AQUA dalam mengurangi sampah plastik dari laut juga diwujudkan dengan sebuah organisasi nirlaba di bidang lingkungan, The Ocean Cleanup dalam hal penelitian untuk menemukan cara terbaik dalam mengurangi sampah plastik laut sejak Januari 2018 lalu.

Saat ini, Danone-AQUA bersama The Ocean Cleanup tengah melakukan riset pengumpulan sampah plastik di Cengkareng Drain, Pantai Indah Kapuk.

Penelitian yang didukung oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut bertujuan untuk mengetahui kuantitas dan tipologi plastik di sungai, sistem  pemilahan yang efektif dan aman untuk memproses sampah plastik dari sungai, serta teknologi dan industri yang mampu mendaur ulang sampah plastik dari sungai.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengukur sejauh mana efektivitas Interceptor 001 dalam mencegah sampah plastik yang mengalir di sungai agar tidak bermuara ke laut.

Baca Juga: AQUA Japan bidik pertumbuhan 28% di tahun ini

Untuk diketahui, Interceptor 001 adalah sistem yang diciptakan The Ocean Cleanup untuk mencegah masuknya  sampah plastik ke laut lewat sungai.

Berdasarkan hasil temuan sementara, diketahui bahwa sebagian besar sampah plastik yang mengalir di sungai didominasi oleh plastik fleksibel atau sejenis kantong plastik dengan porsi sebanyak 76%.

Sementara itu, sekitar 24% sisanya terdiri atas jenis-jenis sampah plastik lain seperti plaatik multilayers, gelas plastik, botol plastik, dan lain-lain.

Penelitian tersebut juga menunjukkan, sejauh ini Interceptor 001 memiliki efektivitas hingga sebesar 60% dalam mengurangi sampah di Sungai.

Baca Juga: Danone-Aqua dukung kaum ibu untuk berbisnis

Meski begitu, Danone-AQUA bersama The Ocean Cleanup berencana terus melanjutkan penelitian hingga musik hujan nanti. "Kalau kita sudah dapat satu siklus kita akan (efektivitas) lihat alat ini secara general," tutur Karyanto.

Sebagai informasi, sebanyak 80% sampah plastik yang berada di laut diketahui berasal dari sungai. Oleh karenanya, penyaringan sampah plastik di aliran sungai dinilai merupakan salah satu langkah yang tepat dalam mengurangi sampah plastik di laut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×